52 comments


  • Hooooooo… 😮
    Jadi begitu toh? Wah wah wah,,,,, harus hati2.. 😀

    April 08, 2010
  • wah saya baru tahu nih bang (ketahuan ngga update)
    thanks banget atas infonya ya, selama ini yang saya tahu kloramfenikol yang menjadi DOCnya demam tifoid, eh ternyata sudah berubah. siip deh,…

    April 08, 2010
    • Ow… nice to hear that…
      This posting is some kind of souvenir from a pharmaceutical workshop on how to solve drug related problem few days ago 🙂

      Perkembangan obat emang sangat pesat, sehingga kita harus jadi life-long learner :mrgreen:

      April 08, 2010
  • rhinie chan

    good respon yori..
    seminar dan workshop seperti minggu lalu memang seharusnya rutin dilakukan di farmasi…
    yang baru memang harus selalu diberitakan,biar kita gk katrok alias ketinggalan sm dunia luar…
    two thumbs up for you

    April 09, 2010
    • Thanks unirhiniechan…
      Yup, we have to keep updated 🙂

      April 09, 2010
  • Ridho

    hmmm.. pentingnya selalu update+punya buku2 baru.. ^^

    April 09, 2010
    • Yupz… that’s what we call “life-long learner” (one of the seven stars of pharmacist)
      :mrgreen:

      April 11, 2010
  • wah harus hati2 ya. salam

    April 10, 2010
  • Terima kasih infonya…
    biasanya ada apa2 sikit langsung nanya ke sepupu.. 😀

    April 10, 2010
    • Iya kita harus jadi pasien yang cerdas: tindakan pertama ketika menderita suatu penyakit adalah dengan memeriksakan diri kepada petugas kesehatan… 🙂

      April 10, 2010
  • serasa kek kuliah lagi…. ^^

    April 11, 2010
  • n charina

    ternyata bner2 msti life-long leaner yaaaaa jd inget ma pa WAYAN…. katanya klo ga ngelakuin the seven stars of pharmacist tar ga bakalan d akui sbg seorang pharmacist…..ga up-date…. maksi ya mas … ku bru tw neeehhh

    May 10, 2010
  • januar

    betul kita juga harus berusaha update dengan informasi karena toh golongan amfenikol juga dapat menimbulkan efek samping yang berat berupa anemia aplastik yg fatal.

    dan tak jarang banyak dokter yg merasa paling pintar dan merasa selama ini laku laku saja menjadi tidak mau diajak berkomunikasi oleh kita, padahal ilmu itu selalu update dan perkembangan obat tidak pernah berhenti….

    saran saya sih bagi para dokter tetap update dan selalu mengedepankan kesehatan pasien….

    toh masih ada antibiotik seperti sefalosporin (cefixime dan ceftriaxone) yang mempunyai efek samping rendah tapi lebih poten. begitu juga golongan quinolon(ciprofloxacin dan levofloxacin) walau penggunaan pada anak anak dibawah usia 18 tahun tidak diperbolehkan.

    keep updating ur knowledge frds……:)

    januar
    08988252646

    May 11, 2010
    • Hafshah Zone

      hehe, iya sih, tapi dalam kondisi klinis, barang kali kita tak semudah itu menyalah2kan dokter, sebab, kadang2, kondisi klinis pasien memang berbeda dengan teori. Tidak semua dokter salah dan tidak bijaksana dalam mengambil keputusan. Bisa jd sj uji sensitifitas nya memang lebih sensitif kloram. Maka, menurut saya, perlu sekali kita sebagai farmasis melihat langsung kondisi pasiennya sebelum menyatakan ini salah atau ini benar. Dan lagi, pemberian antibiotik definitif bukan antibiotika empiris, agar resistensi antibiotika tidak semakin menjadi-jadi. Di negara kita ini, pola peresepan antibiotika memang sangat-sangat ‘aneh’. Ya memang sih uji kultur itu mahal, tapi…sebenarnya nyawa jauh lebih mahal kan yah? heuu…

      *maaf,hanya nyeracau….

      June 28, 2012
  • itu aturan minumnya gimana? berapa kali sehari?
    tolong ya..soalnya saya lagi kena nih..T_T
    pdhl minggu ujian.. 🙁

    June 19, 2010
  • aturan minumnya…? Hmm…
    1. Pastikan dulu penyakitnya emang tifus atau nggak (sudah diperiksa sama dokter kan/sudah didiagnosa?).
    2. Kalo hasil diagnosa memang tifus, maka dosis dan aturan minumnya (termasuk pemilihan obatnya) harus tepat berdasarkan hasil pemeriksaan dan harus disesuaikan dengan keadaan pasien

    Intinya: periksakan diri dan komunikasikan dengan tenaga kesehatan anda

    June 20, 2010
    • Rosdiana sinaga

      Suami sy pns d medan. Mhon no wa nya kami mau konsul. Second opinion, dah 13 hari opname. Wa kami 081291441881. Ad yg ganjil dgn pnanganan pasien dr bpjs

      October 14, 2018
  • tania

    infonya sangat membantu,,boleh saya mengkopi tulisan anda untuk di share pada rekan2 mahasiswa? terimakasih

    July 20, 2010
  • tulisan yang menarik

    kunjungi ini ya….

    October 11, 2010
  • ira rz

    kalo pada anak2 baa,da??

    October 25, 2010
  • Wah, oke banget artikelnya, dikasih kutipan sumbernya juga, jadi lebih jelas. Terima kasih.

    June 11, 2011
  • jadi da, kalau misalnya ujian, bagusnya kita jawab sesuai yang kata dosennya atau kata buku? (seandainya beda loh,,)

    #besok ujian

    June 25, 2012
    • tergantung, mana yang lebih pintar/benar: dosen atau buku *hhe, bcanda
      selamat ujian by the way

      June 26, 2012
    • Hafshah Zone

      Wah, kalo kondisi begini, kalo ak sih lebih suka jawab sesuai dengan Jurnal ter-update (berdasarkan EBM = evidence base medicine). Liat ajah di cochrane. Hiihihi…
      *gayaaa banget yaah ak. Haha…
      **bcandaa ding…

      Tapi yg jelas, buku bisa aja nda update (kan literatur tersier :D), dan dosen juga bisa jd nda update. Apalagi kitaaa yg jadi mahasiswaaa,,hihihi… 😀
      tapi ak sih memang menyarankan mending dirujuk dr EBM terbaru…hehehe
      #wlupun yg menyarankan juga belum tentu melaksanakan<– gubrak!

      June 28, 2012
      • adnan

        memang dewasa ini yang dijadikan dasar dalam pengobatan adalah EBM, akan tetapi harus juga dipertimbangkan kondisi individu dari si pasien serta penelitian tersebut dilakukan dimana serta banyak lagi lainnya

        April 29, 2013
  • Hafshah Zone

    katanya kloramfenikol nda resisten tuh d indonesia da, hihihi… *bikinrusuh

    June 27, 2012
    • iya, ada juga literatur kok yang menyatakan bahwa kloramfenikol masih efektif. Tapi tetap beresiko jika melihat tren resistensinya. Dan literatur pendukung pun juga harus dilihat tahun publikasinya *beserta muatan politisnya *eh **maksudnya :mrgreen:

      June 28, 2012
      • Hafshah Zone

        Hehe, iya Da, memang sih.. Kloram ROTD/ADR nya juga lebih banyak dan dicurigai ADR nya itu tipe delayed (salah satunya bone marrow supressan) yang menyebabkann anemia aplastik irreversible dan gray baby syndrom jika digunakan pd bayi. dari WHO sendiri ada guideline kapan Kloram boleh digunakan kan Da? Ada 4 poin kalo nda salah… Hihi… 😀
        sepakattt sm pendapat diatas… 😉

        June 28, 2012
  • helen

    kalau sudah sempat minum kloramfenikol bagaimana ya??… apa perlu diberhentikand an minum obat di atas?.. mohon arahannya..

    April 24, 2013
    • Kalau sudah terlanjur diberikan mungkin sebaiknya dilanjutkan saja sampai obatnya habis. Meskipun kloramfenikol bukan lagi pilihan utama dalam mengatasi infeksi tifoid, tidak otomatis berarti obat tersebut sama sekali tidak manjur. Setelah obat habis barangkali perlu diperiksa lagi kondisinya. Semoga lekas sembuh… 🙂

      April 25, 2013
  • kyupz

    maaf, cuma sekedar berbagi ilmu. memang dari evidense base terbaru, cloram trnyata uda bnyak yg resisten. tapi sya prnah mmbaca pnelitian yg d adakan d RS Saiful Anwar Malang dan RS dr Sutomo Surabaya, dan ternyata, kalau tidak salah, chloram d RS dr Sutomo masih efektif, bahkan cipro yg kurang efektif, sedangkan yang terjadi di RSSA adalah sebaliknya. Untuk itu, sebaiknya para dokter mengambil kiblat sesuai daerah masing2. CMIIW

    April 27, 2013
    • adnan

      memang benar apa yang disampaikan di atas..oleh karena itu disetiap RS harus melakukan evaluasi terus salah satunya dengan melakukan peta medan kuman

      April 29, 2013
  • adnan

    A meta-analysis found that azithromycin appeared to be superior to fluoroquinolones and ceftriaxone with lower rates of clinical failure and relapse respectively. Although the data did not permit firm conclusions, if further studies confirm the trend, azithromycin could become a first-line treatment….ini merupakan salah satu jurnal tentang typhoid…tq

    April 29, 2013
    • Terima kasih atas tambahan dan masukannya.

      Sepertinya kita memang harus stay up to date dengan perkembangan terbaru dunia obat-obatan. Tulisan blog ini saya tulis tahun 2010, berselang beberapa tahun berikutnya barangkali tren pengobatannya sudah berubah. Kiranya, karena itulah tenaga kesehatan harus menjadi life-long learner.

      Meskipun demikian, pada dasarnya kita memang harus memahami bahwa dasar pemilihan suatu obat sebagai lini pertama, kedua, dan seterusnya pada suatu daerah atau negara adalah tidak hanya berdasarkan efektivitas semata, tapi juga faktor lain seperti faktor keamanan, bahkan juga termasuk faktor ketersediaan obat dan, tidak jarang, juga faktor harga. Thanks anyway 😉

      May 03, 2013
  • akoze

    dulu saya periksa typoid pertama pake antibiotiknya cefadroxil 500mg 2×1, lalu typoid yang kedua saya diresepi levofloxacin 1×1,ngaruh ga sih kalau kita ganti2 antibiotik terus kalau penyakitnya sama

    November 03, 2013
  • Cindy

    Mau tanya, kloramfenikol boleh dikonsumsi oleh anak umur di bawah 5 tahun? Kalau tidak boleh, apa alasannya? apa efek yang didapat kalau anak umur di bawah 5 tahun minum kloramfenikol? waktu itu saya umur 1 tahun dan demam biasa saja, tp dokternya salah kasih resep obat, yg di kasih ke saya resep bertuliskan obat utk penyakit tipus, kemicitine cair, diminum 4kali sehari dengan dosis setiap minum 2setengah sendok teh. saat saya diperiksa dokter, dokter tersebut juga memeriksa 2 pasiennya secara bersamaan, dan saat itu yang diperiksa bersama saya ada anak umur 10tahun yang menderita sakit tipus.
    Terima kasih.

    November 27, 2013
    • 1. Kalau pertanyaannya boleh atau tidak, jawabnya adalah boleh boleh saja. Tapi pemberian kloramfenikol dapat dilakukan jika pilihan obat antibiotik lain yang lebih baik tidak tersedia. Rekomendasi seperti ini diberikan karena risiko efek samping kloramfenikol yang sangat dikhawatirkan, apalagi pada anak-anak, misalnya gangguan sum sum tulang dan masalah pada homeostasis darah. Bayi yang baru lahir tidak disarankan untuk menerima kloramfenikol.

      2. Kita nggak bisa juga bilang dokter salah kasih resep, atau bilang bahwa yang dikasih dokter adalah obat tipes. Karena suatu obat umumnya dapat mengobati beberapa jenis penyakit; suatu antibiotik umumnya efektif untuk beberapa jenis bakteri.

      3. Kalau dokter periksa 2 pasien sekaligus, mungkin ada alasan tersendiri yaa…

      3.

      December 04, 2013
      • fatim

        maaf mas, referensi “kloramfenikol memiliki efek samping yg mengkhawatirkan, khususnya anak-anak” dikutip dari mana?

        saya sedang mencari sumber2 terkait antibiotik S.typhi, terimakasih sebelumnya 🙂

        August 20, 2014
        • Banyak sekali literatur dan riset global yang tidak mendukung penggunaan kloramfenikol untuk anak-anak. Sila di googling aja.

          Namun disini saya kasih satu deh: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/9924573/

          Terima kasih sudah berkunjung dan bertanya

          August 20, 2014
      • fatim

        iya benar mas, setelah cari2 dan baca2, namun sy lebih banyak mengulas yg dari daerah2 di Indonesia.. waaah, trimakasih banyak ya mas… sangat membantu 🙂
        semoga ilmunya berkah dan pahalanya terus mengalir, aamiin..

        October 17, 2014
  • indra

    Sdr yori,untk anak doc-ny ceftriaxon inj.untk obat oral apa y?dan efek sampingny apa.bagaimana dg thiamfenikol?untk kloramfenikol fakta resistensiny bs baca dmn(peta kuman dll)?.thanks before

    May 31, 2014
    • Obat oral untuk anak-anak bisa digunakan Azitromisin (untuk anak-anak), dalam bentuk suspensi oral (tablet juga ada. Regimennya 20 mg/kgBB sekali sehari selama 5 sampai 7 hari. Efek sampingnya secara umum adalah gangguan pencernaan.

      Resistensinya sudah lumayan luas. Banyak sekali data pendukungnya. Bisa dibaca di buku farmakoterapi, dan dihimpun dari banyak sekali penelitian dan artikel ilmiah.

      July 01, 2014
  • maaf mas…itu literatul tahun adopsi buku nya tua bgt.. 2006 n 2007…

    October 21, 2014
    • Heee… Iya, lumayan tua. Tapi waktu tulisan ini dibuat, literatur itu masih muda lho, belum setua sekarang. Post ini ditulis tahun 2010

      October 21, 2014
  • Jum'ah

    Saya kena tipes dan selalu dikasih kolramfenikol sama dokternya….
    berselang 2 minggu tipes sy kambuh lagi, malah dikasih antibiotik yang sama, antibiotiknya habis dan sy ke rmah sakit lg, dam lagi2 di kasih antibiotik yg sama….

    February 06, 2015
    • kupret

      udah nasib bos, anda pasti ke dokter yang kaga bonafide..
      kalo ente dah positif pasti tipes beli aja ciprofloxacin 500mg minum sehari 2x selama 7 hari. kalo mau joss beli yang paten ciproxin tapi mahal. Yg ane heran kog rumah sakit jarang yang punya test TUBEX ya, banyakan masih widal mulu padahal banyak errornya nih

      February 21, 2015
      • @kupret, “positif pasti” artiny ud cek lab. Lagian kl mau pas cek nya kan periksa dlu. Jgn nanti cek hasil negatif ud keluar uang banyak cuma karena keyakinan tanpa observasi yg benar.

        Rs jg kan ada kelasny bro, membandingkan antara cost dan efektifitasny. Kalo mau bagus yg rs bonafid jg banyak. Alatny canggih2 tp y siap cost lebih banyak. Apa masyarakat ramai itu mampu? Secara bayar bpjs aja ud komplen apalagi mau asuransi yg bonafid

        June 10, 2015
    • Pasien jg hrusny komunikatif dung, msak dikasih obt itu terus, tetep diem aja.

      June 10, 2015
  • Kalau Thiamphenicol itu juga untuk penyakit tipus bukan dok? trims atas jawabannya.

    March 30, 2019
  • lilo

    Untuk cloramphenicol dan Thiamphenicol apakah sama

    April 11, 2020
  • lilo

    Untuk Thiamphenicol apakah sama

    April 11, 2020
  • Terima kasih

    August 17, 2022

Leave a comment


Name*

Email (will not be published)*

Website

Your comment*

Submit Comment

Copyright © Think like a learner...! by Yori Yuliandra
%d bloggers like this: