Sebelum makan atau sesudah makan?
- At April 17, 2010
- By Yori Yuliandra
- In Think Pharmacy
- 27
Bagaimana waktu yang ideal untuk meminum obat: sebelum atau sesudah makan? Ini adalah pertanyaan bagi kebanyakan kita. Sebelum bercerita panjang lebar, saya kasih saja jawabannya di awal tulisan: ada obat yang harus/sebaiknya diminum sebelum makan dan ada juga setelah makan. Tak ketinggalan, ada juga yang diminum pada waktu lain tanpa ada urusan dengan waktu makan.
Proses apa yang terjadi setelah obat diminum?
Ketika anda demam dan memutuskan untuk meminum obat antipiretik seperti parasetamol, maka normalnya anda akan merasakan keadaan tubuh yang membaik beberapa saat kemudian. Antipiretik merupakan golongan obat-obat yang memberikan efek penurunan suhu tubuh yang biasanya ditandai dengan produksi keringat yang lebih banyak. Jadi seandainya suhu tubuh pada kondisi demam adalah 38,5 C akan diturunkan kembali ke arah normal misalnya menjadi 37. Nah, saya punya pertanyaan:
Pernahkah anda menghitung selang waktu antara meminum obat parasetamol sampai munculnya efek penurunan suhu tubuh tersebut (sering ditandai dengan keluarnya keringat)? Berapa menitkah kira-kira…?
Yang pasti, ketika selesai meminum tablet parasetamol tersebut suhu tubuh tidak langsung turun kan? Harus menunggu beberapa saat dulu kan? *dari tadi nanya terus… Nah, saya hanya mau menegaskan bahwa semua obat, apapun bentuk dan khasiatnya, semua obat harus melalui serangkaian proses tertentu di dalam tubuh terlebih dahulu dan butuh selang waktu tertentu sebelum ia dapat memberikan efek dan khasiat terhadap tubuh. Terkait dengan hal ini, salah satu faktor penentu dari perjalanan obat di dalam tubuh adalah proses yang terjadi di lambung. Simak penjelasan berikut ini.
Pengaruh keberadaan makanan di lambung terhadap obat
Keberadaan makanan di lambung menyebabkan lambung bekerja untuk mengolah makanan tersebut. Lambung bekerja dengan memberikan gerakan peristaltik, memproduksi enzim, memodifikasi tingkat keasaman dan lain sebagainya. Aktivitas ini bisa memberikan pengaruh yang tidak diinginkan jika dalam waktu bersamaan juga terdapat obat yang harus diproses oleh tubuh.
Untuk dapat diproses dengan baik, obat membutuhkan pH atau tingkat keasaman tertentu. Kadang obat juga membutuhkan durasi waktu tertentu untuk berkontak dengan cairan lambung tanpa intervensi objek lain, termasuk makanan. Keberadaan makanan di dalam lambung dapat mengganggu kondisi ideal yang dibutuhkan oleh obat untuk dapat diproses tubuh. Kandungan makanan kadang juga dapat menyebabkan kerusakan molekul obat tertentu. Sebaliknya, kadang obat juga dapat mengiritasi dinding lambung sehingga diperlukan kondisi yang meminimalisir kontak dengan dinding lambung, misalnya dengan adanya makanan. Nah, sifat obat yang bervariasi inilah yang menyebabkan perbedaan aturan minum obat, yaitu dalam keadaan perut kosong atau dalam keadaan perut berisi makanan (sesudah makan).
Minum obat tidak selalu harus sesudah makan
Anggapan keliru kebanyakan masyarakat kita dalam hal meminum obat adalah bahwa obat harus diminum setelah makan (setelah perut berisi, red), dan tidak boleh minum obat ketika perut kosong supaya tidak menyebabkan nyeri lambung. Nah, kita perlu memahami bahwa:
Tidak semua obat harus diminum setelah makan, bahkan obat-obat tertentu harus diminum di saat perut kosong (dari makanan). Atau obat-obat tertentu yang harus diminum ketika makan (di sela-sela waktu makan) dan waktu-waktu lainnya.
Ada beberapa pertimbangan, alasan dan dasar tentang waktu yang paling tepat meminum obat, terutama sifat obat serta tujuan pengobatan.
1. Minum obat sebelum makan
Secara umum dan pada dasarnya, obat diminum sebelum makan (ketika perut kosong), sebab keberadaan makanan dapat mengganggu proses yang dialami obat sebelum obat diserap ke dalam darah dan memberikan khasiat. Obat diminum sebelum makan jika obat tidak bersifat mengiritasi lambung. Obat magh tertentu yang diminum untuk mengontrol asam lambung juga diminum sebelum makan. Namun prinsip dan dasar ini tidak berlaku utuk obat-obat tertentu (seperti yang akan diuraikan pada poin-poin selanjutnya)
2. Minum obat sesudah makan
Obat diminum setelah makan karena beberapa alasan. Salah satu di antaranya adalah jika obat yang diminum bersifat mengiritasi lambung dan saluran pencernaan, sehingga penggunaan obat setelah makan dapat meminimalisasi hal tersebut. Selain itu ada obat yang membutuhkan tingkat keasaman yang tinggi untuk dapat dilepas menjadi molekul-molekul aktifnya. Tingkat keasaman yang tinggi ini terjadi saat makanan sedang berada di lambung
3. Minum obat di saat makan
Beberapa obat tertentu menjadi rusak dan tidak berfungsi ketika berkontak dengan asam lambung. Ada juga obat yang digunakan untuk tujuan membantu proses pencernaan makanan dan penyerapan nutrisi makanan. Atau ada juga obat tertentu dimana proses farmakokinetikanya menjadi lebih baik dengan keberadaan makanan dalam saluran pencernaan. Nah, obat-obatan dengan sifat dan tujuan penggunaan seperti ini diberikan di saat makan atau bersamaan dengan makanan
4. Minum obat di pagi hari, malam hari sebelum tidur, dan waktu lainnya
Obat diuretik (yang menyebabkan sering buang air kecil) sebaiknya diminum di pagi hari. Mengapa tidak malam hari? Sebab anda tidak mau kan waktu tidur anda harus terganggu gara-gara harus ke kamar kecil setiap jam-nya? Selain itu ada obat-obat lain yang juga punya waktu spesial untuk meminumnya.
Apakah ‘ngaruh?
Waktu untuk meminum obat berpengaruh sangat besar terhadap khasiat obat, dan secara tidak langsung menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan pengobatan anda. Jika obat yang anda minum tidak memberikan khasiat sebagaimana mestinya karena kesalahan dalam pemilihan waktu meminumnya, maka ada beberapa konsekuensi buruk yang mungkin anda terima: penyakit anda tidak sembuh, dan boleh jadi juga bertambah parah karena terjadi efek samping, atau penyakit anda menjadi “kebal” misalnya karena ketidakcukupan dosis akibat kesalahan terkait dengan waktu meminum obat. Jadi, yang akan menyembuhkan (baca: memberikan perubahan anatomis dan fisiologis) penyakit anda adalah obat, sehingga patuhilah segala sesuatu yang berkaitan dengannya.
Tanya siapa? Tanya Apoteker…!
Kalau anda merasakan ada gejala penyakit, perasaan aneh, atau gejala-gejala fisik yang tidak semestinya atau tidak biasanya anda rasakan, dan anda ingin tau apa sebenarnya yang terjadi pada tubuh anda, maka anda harus memeriksakan diri dan tanya ke DOKTER, bukan yang lain. Mengapa dokter? karena itu adalah keahlian “field of expertise” mereka. Karena untuk itulah mereka disekolahkan (*disekolahkan oleh siapa ya…? :). Namun ketika ada segala sesuatu hal yang anda ingin tau tentang obat *dan anda memang harus tau untuk keberhasilan pengobatan*, maka orang yang tepat untuk menjadi sumber informasinya adalah APOTEKER (= Pharmacist = Farmasis).
Mengapa apoteker? Karena memang tentang obatlah tahun-tahun perkuliahan mereka (tidak hanya tentang bagaimana membuatnya, tapi yang lebih penting tentang bagaimana penggunaannya secara tepat). Selain itu karena memang tentang obatlah “field of expertise” mereka. Karena memang tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan obatlah mereka disumpah.
++++++++++++++++
Disclaimer: informasi di halaman ini hanyalah informasi sederhana tentang dunia praktek kefarmasian dan tidak dapat menggantikan informasi yang komprehensif dari seorang farmasis dalam praktek sebenarnya di lapangan. Untuk informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan obat, konsultasikan dengan apoteker anda. Featured image credit Freepik
- ITalk Episode 2: Belajar di Negeri Kangguru dengan Beasiswa - April 20, 2021
- Solid Dispersions of Famotidine: Physicochemical Properties and In Vivo Comparative Study on the Inhibition of Hyperacidity - August 9, 2020
- Menjadi “orang kimia” itu… (Refleksi satu tahun penelitian kimia farmasi) - March 7, 2020
achoey
Ada yg sebelum dan ada yg sesudah makan 🙂
Shafiqah Treest
Assalamu’alaikum …
afwan, tapi ane nggak suka minum obat …
(g bisa … hehehe … kalo minum obat pasti harud di gerud dulu … makanya males minum obat …)
manusiawi ‘kan ???
^_^
Yori
‘alaykumussalam…
Kadang kita harus minum obat sebagai bentuk ikhtiar kita pada Allah SWT 🙂
Tidak semua obat boleh digerus lho… konsultasikan dulu
Ni Wayan S Safitri
ada juga tuh antibiotik yg g boleh d gerus
Asop
Sip, info yang bagus. 😉
fansmaniac
Makasih infonya sob, baru tau itu sebabnya ya?? Berarti sebenarnya semua obat itu ada efek sampingnya juga ya… Maka berhati2lah minum obat jangan sembarangan 😀
Nice post
Yori
Secara umum hampir semua obat punya efek samping, tetapi efek samping tidak selalu terjadi, dan juga tidak semua efek samping bermakna secara klinis (sebagiannya dapat diabaikan)
rose
emang ga selalu habis makan … setau rose obat itu disesuaikan dengan manfaat dan penggunaannya…
sunflo
yang udah terpatrti dalam benak masyarakat, kalau nanya ttg sakit n obatnya ya ke dokter… padahal yang lebih banyak tau ya si apotekernya ya Yo… tanya ke Yo ajah dech kalau butuh info obat…
ini Aini
Tanya perawat juga bisa tuh da Yori…. 😀
Karena secara praktek, di RS ataupun di komunitas, perawat juga berperan dalam mengawasi pasien dalam meminum obat. Termasuk memperhatikan 6 Benar (mungkin lebih) dalam memberikan obat: benar pasien, benar waktu, benar dosis, de el el
Bahkan dalam pemberian obat, oral, injeksi, fekal (“pemberian” bukan meresepkan) itu juga adalah gawean perawat….hohoho….
oia, sepengetahuan Ni, tidak semua obat (yang kita ketahui itu adalah obat untuk penyakit tersebut) bisa diberikan lagsung begtu saja. Kita tetap harus memperhatikan status kesehatan dan riwayat kesehatannya terlebih dahulu. Bagusnya juga ditambahkan pembahasannya mengenai obat-obat yang mungkin adalah kontraindikasi terhadap pasien dengan riwayat-riwayat kesehatan tertentu. Karena mungkin bisa menimbulkan alergi, dsb…
*Tapi kalau untuk meramu dan meracik obat, gak ada tandingannya deh,,, that’s what the Pharmacist are for….
salam blogger!!!
Yori
Doctors are responsible for medical care…
Pharmacists are responsible for pharmaceutical care…
Nurses are responsible for nursing care…
Each of them *initially* have their own relationship with drugs… 🙂
Yori
Doctor prescribes the drugs…
Pharmacist dispenses the drugs…
Nurse administers the drugs…
I ‘ll be waiting for your posting about this 🙂
ini Aini
😀
That’s very kind of you to make me remember to take this topic for my next writing….
InsyaAllah!….
Thanks jiddan bro!
tary Sonora
semua memang ada aturannya, yah…harus ngikutin anjuran pakai lah. biar nggak mabok obat nantinya.
komputertips.com
Terima kasih banyak atas pencerahannya, sangat penting ini untuk kesehatan kita. Dan jadi tahu istilah baru nih, farmakokinetika 😀
Drug Related Problem (DRP) « When Yori also takes place…
[…] obat tertentu harus diminum pada waktu-waktu khusus. Secara umum kita hanya mengenal meminum obat sebelum makan atau sesudah makan, padahal sebenarnya masih banyak waktu-waktu khusus untuk meminum obat. Misalnya ada obat tertentu […]
na caeyang
ass…
wahh thanks ya mas atas infonya….
terusterang ini bermanfaat buat saya..
sari
tulisan yang menarik
kunjungi ini ya….
Pertanyaan favorit tentang obat « Yori Yuliandra | think like a learner
[…] Topik seputar waktu meminum obat sudah pernah saya tulis sebelumnya di sini. […]
Pertanyaan favorit tentang obat « Yori Yuliandra | think like a learner
[…] tentang…amitokugawa on Pertanyaan favorit tentang…Pertanyaan favorit t… on Sebelum makan atau sesudah…logicprobe10 on Blog TrainingTahfidz 'Afifah on Guest BookRIZKI on […]
Ni Wayan S Safitri
nah… kadang tuh, ada dokter yang ngresep obat maag diminum sesudah makan, tapi dokter yang satunya lagi, ngresep obat maag sebelum makan… jadiii mana yang bener tuh
yoriyuliandra
Yang benarnya? Tanya Apoteker… Hehe… *ini serius lho…
thalib
Ada contoh obatnya nggak,sprti obat d’minum sblum mkan cntoh obatya apa,pda saat mkan apa…???
yoriyuliandra
Sebelum makan: antasida, amoksisilin, dll
Di saat makan: obat2 enzim pencernaan seperti (misalnya Tripanzym), metronidazol, dll
Setelah makan: asam mefenamat, piroksikam, dll
Contohnya segitu aja yaa… Informasi yang lebih komprehensif bisa diperoleh melalui konsultasi obat dengan apoteker anda 🙂
Trims…
spiritofchildroad
like
Masalah yang berkaitan dengan Obat | PHARMACY
[…] obat tertentu harus diminum pada waktu-waktu khusus. Secara umum kita hanya mengenal meminum obat sebelum makan atau sesudah makan, padahal sebenarnya masih banyak waktu-waktu khusus untuk meminum obat. Misalnya ada obat tertentu […]
Imelda Yulianti
Numpang tanya, sebenanya Amlodipine diinum pagi/ malam?