34 comments


  • (Maaf) izin mengamankan PERTAMAX dulu. Boleh, kan?!
    Saya sendiri selalu percaya dengan hukum kesetimbangan. Ada seneng ada baik. Ada manfaat pasti ada efek. Entah terasa atau tidak.

    March 16, 2011
  • ada penyakit, ada obatnya,,
    ada khasiat, ada efek sampingnya juga..

    March 16, 2011
  • Sebagai masyarakat awam aku juga kadang tidak berdaya menolak takkala dokter memberi obat ini dan itu, padahal aku berpikir bhw obat2 tsb pastilah selain memiliki efek menyembuhkan juga ada efek negatifnya utk tubuh

    March 16, 2011
    • Mungkin tidak perlu menolak, yang lebih penting adalah bertanya sebab pasien mempunyai hak untuk hal tersebut

      March 24, 2011
  • kezedot

    aku dan blue suka postingan ini
    salam persahabatan

    March 16, 2011
  • Berguna! Saya minum obat jika dirasa memang perlu, tapi tidak dikit dikit minum obat. Soal efek sampingnya, jarang saya pelajari dan pikirkan, karena satu yang terpikir ketika minum obat adalah kesembuhan penyakit.

    March 16, 2011
  • Menarik nie yang ‘tanpa efek samping’,,, tapi untungnya belum nemu obat yang ‘tanpa efek utama’ gan,,, hehehe… salam…

    March 16, 2011
  • mantab da artikelnya. suka banget. apalagi tntg kampanye “ask your pharmacist” 😀
    kayaknya udah mengarah ke klinis ini ya da atau patient oriented..

    March 16, 2011
  • Keren Deh..
    jadi betah aje ni..

    March 17, 2011
  • obat sama dengan pelipur atau penawar ya saya mah percaya saja sesuai makna harfiahnya….tapi yg generik ya… bukan yg resep dokter, suka mahal 🙄

    March 17, 2011
    • Heheh….
      Yang resep dokter ada juga yang generik kok 🙂

      March 24, 2011
  • saya belakangan ini sangat menghindari obat kimia sintetis pak..

    kecuali untuk obat yang benar2 penting (seperti antibiotik pasca cabut gigi). bahkan saya rela bersakit-sakit ria daripada minum pain killer.

    saya meyakini bahwa efek samping yang kecil-kecil tapi sering itu akan berakibat besar di kemudian hari *agak sotoy mode on* 🙂

    March 17, 2011
    • komentar yg lebih tepat:

      saya belakangan ini sangat menghindari sakit buk..

      hehe…. *peace mbak rim..

      Tubuh kita punya kemampuan untuk menahan rasa sakit, sayangnya kemampuan ini sangat terbatas. Buktinya, ketika operasi, meskipun pasiennya diberikan anastesi umum sehingga dia tidak sadar dan tidak merasakan sakit sedikit pun, tapi sang pasien tetap diberikan obat analgetik (antinyeri) yang kuat seperti morfin.

      Usul: kalo misalnya nyerinya masih bisa ditahan, gak terlalu masalah untuk tidak minum obat pain killer. Tapi kalo sudah kelewatan kan kasihan juga tubuhnya. Ntar jatuhnya ke “menzholimi diri sendiri lagi” *syerem amir… :mrgreen:

      March 17, 2011
  • […] Efek Samping Obat […]

    March 17, 2011
  • […] Efek Samping Obat […]

    March 17, 2011
  • […] Efek Samping Obat […]

    March 17, 2011
  • owhh jadi semua obat ada efek samping nya yah…hehehe
    owiya mumpung ketemu apoteker nya ah, mau tanya, saya kan minum slah satu obat gitu trus *maaf* kencing saya jadi keruh gitu ini efek samping obat, atau karena penyakitnya terbawa saluran kencing atau apa yah???maaf rada OOT thx b4

    March 17, 2011
    • untuk menjawab pertanyaannya kita perlu tau beberapa hal berikut:
      – kata dokternya, sakitnya apa…?
      – obat yang diberikan apa…?
      … dan mungkin masih ada beberapa pertanyaan susulannya

      dari kasus ini kita dapat melihat betapa pasien tidak mendapatkan informasi yang cukup (atau bahkan sama sekali tidak diberikan informasi) tentang obat dan pengobatan yang mereka terima… 🙁

      March 17, 2011
  • aku minum obat kalo udah bener-bener terpaksa..

    selalu ada manfaat dan efek sampingnya ya..

    March 17, 2011
  • malah yang serem nih, kakakku pernah minum obat yang berakhir gatal2 diseluruh tubuhnya Da,, hiks.. 🙁 ngeri banget deh…

    March 17, 2011
  • Setuju banget kalau apoteker atau AA menjelaskan apa saja fungsi suatu obat, nggak cuma ngasih tau 3×1-nya aja 🙂

    March 19, 2011
    • iya… perlu dukungan tuh dari sejawatnya…

      March 24, 2011
  • permisi uda…mhon pencerahannya…
    semejak masuk farmasi, yola lebih mengenal obat obatan, jujur…yola takut minum obat jadiny da…terutama di efek samping nya ini da..

    naahhh..yola mhon pencerahannya ni da.

    ex: kenapa obat batuk begitu banyak efek samping nya da? kalau kita batuk, lebih baik minum obat btuk atau ga?..
    pemikiran yola gini da, hanya unuk mengobati batuk, eehh..ginjal dkk pun kena…gmn da?

    tingkiuu ^^

    March 28, 2011
    • – Efek samping secara umum dapat diabaikan/sangat kecil dibandingkan dengan efek utama/khasiat dari suatu obat. Penggunaan obat yang rasional dan tepat dapat meminimalisir kejadian efek samping

      – Obat batuk yg mana yg banyak efek sampingnya? Pemilihan obat batuk juga tidak bisa sembarangan: tergantung pd jenis batuknya dan kondisi pasiennya. Dan kalaupun ada obat yang banyak efek sampingnya, maka penting untuk difahami bahwa tidak 100% semua efek samping tsb terjadi sekaligus. Dan kalaupun terjadi efek samping, maka ada pencegahan dan tindak lanjutnya.

      – Kalau dirasa perlu/sudah tidak tertanggulangi melalui usaha non-obat, maka obat adalah jawabannya. Dan jangan asal pilih obat batuk. Saya beranggapan bahwa obat batuk yang dapat kita beli bebas (tanpa resep dokter) yang mengandung beberapa komposisi obat cenderung penggunaannya tidak tepat dan tidak terkontrol. Jadi pastikan obat yg dipilih cocok dengan batuknya

      – Ginjal pun kena…? obatnya apa dulu dong…? Biasanya, obat-obat yang menyebabkan kerusakan ginjal adalah obat2 yang penggunaannya tidak sesuai dengan anjuran. Misalnya, obat yang berpotensi menyebabkan gangguan ginjal biasanya pasiennya diminta untuk minum air putih yang cukup/banyak untuk mencegah kerusakan ginjal. Jadi, adalah salah besar jika setiap kita meminum obat yang beresiko menyebabkan kerusakan ginjal maka otomatis ginjal kita pun kena jika obat tersebut kita minum. Efek buruk ini terjadi kalau pasiennya tidak mengikuti anjuran untuk minum air putih yang lebih banyak.

      Anyway… mengenai pertimbangan tentang mana yang lebih baik antara meminum obat kemudian penyakit sembuh tapi terjadi efek samping dibandingkan dengan tidak meminum obat dan tidak ada kejadian efek samping obat tetapi penyakit tidak sembuh, pertimbangan ini kita sebut dengan Risk and Benefit Factors
      Insyaallah nanti dibahas di sini….

      March 28, 2011
      • oh gitu ya da, anyway, bukan ginjal uda, tapi hati (salah ketikan)

        efek sampingny: mengantuk, gangguan pencernaan, eksitasi, tremor, takikardia, aritmia, mulut kering, palpitasi, retensi urin, penggunaan dosis besar menyebabkan kerusakan hati.

        memang dalam dosis besar, barulah menyebabkan kerusakan hati, tapi kalau ditinjau dari efek samping lainnya banyak itu da,

        jadinya, yola pun mikir gini da..”ga usah minum aj”
        *dalam konteks pemikiran org awam da, maklum uda, mah thn p1

        kalau gitu, yola tunggu tulisan uda tentang “Risk and Benefit Factors”
        thanks buat penjelasan nya uda^^

        *dilarang melampirkan merek dagang da..hoho

        March 31, 2011
  • Beberapa hari yg lalu aku minum obat penghilang rasa sakit karna bisul, kok sampai sekarang aja efeknya msh ada, rasanya ngantuk banget…sampai2 air kencing pun berbau obat jg…minimal berapa hari efeknya itu hilang, pdhl udah 4 hari yg lalu. lho….

    Thanks ya, udah kasih ilmunya….(^_^)’

    May 08, 2012
    • Pertama, efek kantuknya kan belum tentu dari obat? Bisa iya bisa nggak…

      Meskipun demikian, durasi efek obat antara obat yang satu dengan obat yang lainnya adalah berbeda. Ada obat yang efeknya cuma dalam hitungan jam, ada yang sehari, ada yang bahkan seminggu untuk sekali minumnya. Boleh jadi obat yang anda minum adalah obat dengan masa kerja yang panjang. Trims 🙂

      May 09, 2012
  • Yetiselopita

    Apa nama tempat pembuangan obat-obatan dan alat medis?

    September 27, 2012
  • […] yang bisa disembuhkan oleh obat tersebut). So, ngapain minum obat yang tidak kita butuhkan… Ntarefek samping lagi *belum lagi kalo obatnya lumayan […]

    November 15, 2012
  • […] mengandung loratadin dan pseudoefedrin. Loratadin adalah antihistamin (mirip dengan CTM tapi tanpa efek samping kantuk) sedangkan pseudoefedrin adalah dekongestan (untuk mengatasi hidung tersumbat). Awalnya saya […]

    March 04, 2013
  • maaf ni mau tanya, kalo obat kan cra penyimpanannya berbeda”, naah kalo obat” dirumah itu disimpen di kotak obat sendiri n itu cmpur” obatnya, apa itu nggak jadi masalah sama reaksi obatnya ??

    March 22, 2014
    • Penyimpanan obat secara umum adalah sama: di tempat yang kering, di tempat yang terlindung dari cahaya, dan jauh dari jangkauan anak-anak. Obat-obat dengan karakteristik tertentu mungkin perlu penyimpanan terpisah supaya tidak mempengaruhi obat lain, atau sebaliknya supaya tidak terpengaruh oleh obat lain.

      Secara umum penyimpanannya sama saja. Tapi ingat, masing-masing obat haruslah dalam wadah tersendiri dan tidak dicampur dengan obat lain dalam satu wadah. Wadah yang asli dari pabrik biasanya adalah wadah yang sudah dirancang sesuai dengan sifat obat

      March 27, 2014
  • […] oleh obat tersebut). So, ngapain minum obat yang tidak kita butuhkan… Ntar terkena efek samping lagi *apalagi kalau misalnya obatnya lumayan mahal […]

    September 26, 2019

Leave a comment


Name*

Email (will not be published)*

Website

Your comment*

Submit Comment

Copyright © Think like a learner...! by Yori Yuliandra
%d bloggers like this: