Perintah mengucapkan insya Allah
- At April 25, 2011
- By Yori Yuliandra
- In Singgahlah Sejenak
- 24
Mengapa kita harus mengucapkan “Insya Allah”? Ternyata jawabannya ada di dalam Al Quran. Namun asbabun nuzul dari ayat tersebut merupakan kisah yang tidak kalah menarik. Simak cerita berikut ini.
Kisah turunnya perintah mengucapkan “Insya Allah”
Suatu ketika, ada beberapa orang Quraisy yang datang kepada Nabi Muhammad SAW. Mereka menghadap kepada Nabi untuk bertanya tentang kisah ashhabul kahfi (penghuni gua) dan beberapa hal lainnya. Karena apa yang mereka tanyakan tersebut adalah hal yang belum diketahui oleh Nabi SAW, maka beliau menjawab:
Datanglah besok pagi kepadaku agar aku ceritakan.”
Jawaban Rasulullah SAW
Beliau menjawab sedemikian karena biasanya Allah SWT menurunkan wahyu melalui malaikat Jibril tentang segala sesuatu hal yang ditanyakan kepada beliau sedangkan beliau belum mengetahuinya.
Di pagi hari esoknya, ternyata wahyu yang menjelaskan hal tersebut belum diturunkan untuk menceritakan tentang ashabul kahfi, sehingga beliau tidak dapat menjawabnya ketika orang-orang yang bertanya tersebut bertemu kembali dengan beliau untuk meminta jawaban. Akhirnya, malaikat Jibril pun datang membawakan wahyu tentang pertanyaan-pertanyaan tersebut. Hanya saja, wahyu tersebut didahului oleh 2 ayat penting yang menjadi pembelajaran bagi Rasulullah SAW, dan tentu juga bagi kita sebagai umatnya, yaitu ayat yang ke 23-24 dari surat Al-Kahfi
23. Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: “Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi”
QS Al Kahfi: 23
24. Kecuali (dengan menyebut) “Insya Allah.” Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini.”
QS Al Kahfi: 24
dan ayat-ayat berikutnya barulah bercerita tentang hal yang ditanyakan kepada Rasulullah SAW, yaitu tentang ashhaabul kahfi.
Larangan dan Perintah dalam ayat-ayat ini
Al-Qur’an, sebagai kitab suci dan panduan hidup umat Islam, adalah kitab dari Allah SWT yang terjaga dan dijamin terpelihara oleh Allah. Salah satu porsi dari isi Al-Qur’an adalah perintah dan larangan. Dari beberapa ayat tentang “insya Allah” ini, kita dapat memahami bahwa ia mengandung larangan dan perintah, yaitu
Larangan: Kita tidak boleh memastikan perbuatan-perbuatan yang akan kita kerjakan tanpa mengatakan “Insya Allah”, misalnya: “Saya akan mengerjakannya besok”; “Saya akan menemui engkau nanti”; dan lain sebagainya.
Perintah: (1). Kita harus mengucapkan “Insya Allah” untuk perihal dan pekerjaan yang kita janjikan di masa yang akan datang; (2). Seandainya kita lupa mengucapkan “Insya Allah”, maka haruslah segera menyebutkannya kemudian.
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa mengatakan “Insya Allah” bukan hanya sekedar basa-basi, melainkan suatu perintah yang harus dikerjakan. Dan adalah kemestian bagi kita untuk mengetahui dasar dan alasan mengapa kita melaksanakan suatu perbuatan, karena Al-Qur’an sendiri memerintahkan untuk tidak melaksanakan suatu perbuatan tanpa pengetahuan. Mungkin ada di antara kita yang bertanya-tanya apakah mengucapkan kata “Insya Allah” adalah suatu keharusan. Mudah-mudahan tulisan ringkas ini menjawab rasa penasaran tersebut dan mudah-mudahan kita menjadi paham bahwa mengucapkannya adalah suatu kemestian. Wallaahu a’lam bishshowaab…
Tulisan yang benar: “insya Allah” vs “insha Allah“
Ini adalah topik yang sering menjadi perdebatan ringan tapi seru di kalangan umat Islam: penulisan “insya Allah” vs “insha Allah”. Agak menggelikan memang, karena perbuatan yang diperintahkan adalah mengucapkannya, bukan menuliskannya. Tapi, akar permasalahan munculnya perbedaan penulisannya serta perdebatan tersebut adalah karena tidak ditulis di dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Arab.
Meskipun demikian, berikut adalah beberapa hal kunci penyelesaian dari perdebatan tentang penulisan yang benar:
- “Insya Allah” adalah tulisan yang benar dalam konteks bahasa Indonesia. Huruf “syin” di dalam huruf hijaiyah (bahasa Arab) diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dan dilafalkan menjadi “sy”.
- “Insha Allah” adalah tulisan yang benar untuk pelafalan bahasa Inggris. Di dalam bahasa inggris, suku kata “sha” dibaca menyerupai huruf “syin” di dalam bahasa Arab. Misalnya kata share, shake, shame dan sejenisnya. Namun jika tulisan “insha Allah” dipakai di dalam konteks bahasa Indonesia, maka akan terjadi kesalahan tulis dan eja, karena pelafalan suku kata “sha” adalah untuk huruf yang berbeda di dalam alfabet hijaiyah, yakninya huruf “shod”.
Psst… “Insya Allah” ada di dalam KBBI
Ternyata frasa “insya Allah” ada di dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI). Setidaknya hal ini dapat menjadi jawaban pamungkas terhadap perdebatan kurang penting tentang penulisan yang benar. Sayangnya, kamus kita memberikan penjelasan terhadap frasa ini dengan istilah “ungkapan”. Meskipun demikian, kita sebagai seorang muslim semestinya menggunakan “ungkapan” ini dalam konteks menjalankan perintah Allah SWT.
Subhanallah, ternyata pembahasan tentang “Insya Allah” ini juga ada di Wikipedia lho…
- ITalk Episode 2: Belajar di Negeri Kangguru dengan Beasiswa - April 20, 2021
- Solid Dispersions of Famotidine: Physicochemical Properties and In Vivo Comparative Study on the Inhibition of Hyperacidity - August 9, 2020
- Menjadi “orang kimia” itu… (Refleksi satu tahun penelitian kimia farmasi) - March 7, 2020
●●●ЄЯШЇЙ●●●
terimakasih telah diingatkan..:)
Asop
Wah, wiki memang hebat. 😀
lovira137
semoga insya Allah tidak di jadikan alasan untuk hal2 yg tidak pasti kita tepati justru untuk yg akan kita tepati
yoriyuliandra
Yepp… betul…
“Insya Allah” bukan untuk dipakaikan dalam menjawab janji yang tidak akan dilaksanakan. Nggak boleh bilang insyaallah kalau kita emang tidak berniat melaksanakannya. Jujur saja bilang “maaf tidak bisa” kalau emang tidak berniat 🙂
Susi
Yang ini aku setuju banget. Kadang ada yang bilang insyaAllah untuk menolak secara halus. hiks… mempermainkan janji sendiri. Semoga kita tidak termasuk yang berada di dalamnya.
kakmarde
jazakallah khair…
jasmineamira
yuuuupp, saya baca tentang “insyaallah” ini di surat kahfi 😀
niQue
Jadi kalau udah bilang Insya Allah, semaksimal mungkin dipenuhi ya, berat juga, ga boleh main2 dengan 2 kata it berati 🙂
selfishyayun dofollow
insya Allah sekarang ini lebih berarti penolakan halus, jika seseorang merasa tidak enak akan ajakan atau janji mereka akan mengatakan insya Allah… dan ini bukan hal yang terpuji, jika merasa yakin tidak bisa atau sangguh lebih baik bilang tidak.
lukisanlangit
harus selalu hati-hati ketika mengucap ikrar 😀
Zura
thanks for sharing da yori… 🙂
bundamahes
kirain mo nulis lagunya Maher Zain
*pens beratnya MZ
obat alami ginjal
postingan yg sngt bermanfaat
dhila13
iya pak.. insya Allah itu karena kita yakin dan berpasrah diri,,, 🙂
efit
hehehh,,,ahsanta!!!
dont be a yes man…
rite??
*hopefully we r not
bintangbumoe
Insya Allah sy akan mampir lagi ke sini 😀
amisha syahidah
bagus baca ini, biar org2 gk slh pengertian lg ama InsyaAllah.
Akasia
masih ada yg meragukan, hingga ada joke seperti ini..
“Ini insyaAllah-nya orang Islam atau InsyaAllah-nya orang Indonesia?” 😀
kang ian dot com
insya allah nya itu harus 90 persen untuk dipenuhi 10 persennya karena takdir allah jika berhalangan jangan dijadikan alasan gak datang jadi aja bilang insya allah ya g janji looh 😀
mbah jiwo
banyak juga mas yang pakai template ini, masih baru ya soalnya…
adam
Assalamualaikum
Postingan yg sangat bermanfaat
Sebuah Pelajaran Berharga bagi kita semua
bahwasanya hanya Allah SWT yg maha berkehendak atas segala sesuatu..
Jazakallah..
Wisata Edukatif
Wujud rendah hati kita kepada Allah, selalu mengucapkan Insya Allah ketika berjanji atau memutuskan sesuatu
yoriyuliandra
Yepp, wujud rendah hati dan terlebih lagi wujud keta’atan terhadap perintah Allah dalam berjanji…
Insya Allah: Janji atau Basa-basi? « Cerita Debu-debu Pasir
[…] 3. http://yorijuly14.wordpress.com/2011/04/25/insya-allah/ […]