Ayat penghibur
Maha Besar Allah SWT yang telah menciptakan manusia tanpa membiarkan mereka hidup terombang-ambing tanpa arah-ibarat suatu hardware dan suatu perangkat instrumen yang selalu disertai dengan manual dan panduan pengoperasian. Begitulah Allah yang menciptakan manusia dan juga menyertakan Al Quran sebagai panduan keselamatan dan kebahagiaan bagi mereka. Allah yang Maha Mengetahui adalah Pencipta yang paling memahami ciptaanNya, termasuk juga memahami perasaan manusia. Manusia sudah ditakdirkan oleh Allah SWT untuk mempunyai perasaan sedih, perasaan kecewa, dan juga putus asa. Adalah sangat manusiawi ketika perasaan ini muncul menyesakkan dada terutama ketika manusia ditimpa musibah dan bencana.
Dengan kasih sayangNya, Allah SWT telah berfirman dan menegaskan kepada manusia bahwa musibah, baik kemalangan yang menimpa diri sendiri maupun musibah seperti bencana alam, adalah sudah merupakan suatu ketetapan. Bahkan ketetapan itu sudah Allah tetapkan jauh sebelum musibah itu datang dan sudah ditetapkan sebelum manusia itu dilahirkan. Allah SWT berfirman dalam Al Quran surat Al Hadid:
22. Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah
Kita mungkin perlu memahami bahwa tidak satu orang pun yang luput dari ujian Allah SWT. Tak pelak lagi, tidak satu orang pun yang terbebas dari resiko bersedih hati dan kecewa. Karenanya, Allah SWT menurunkan ayat tersebut di atas dengan tujuan menyadarkan bahwa musibah itu adalah ketetapan; dengan tujuan supaya manusia jangan terlalu bersedih. Allah sedang menghibur kita dengan ayatNya.
23. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Beberapa hari yang lalu (24 Juli 2012), kota Padang kembali ditimpa musibah. Suasana berbuka puasa nan syahdu seketika menjadi mencekam akibat terjangan banjir bandang. Barangkali sepotong ayat ini bisa menjadi penyejuk bagi kita, bahwasanya bencana yang menimpa bumi Padang ini sudah Allah tetapkan jauh sebelum musibah itu datang. Entah azab entah ujian, yang jelas ia semestinya jadi pelajaran. Wallahua’lam bishshawab.
Karenanya, bagi pribadi yang ditimpa musibah dan kemalangan, bagi yang sedang kesusahan, bagi yang ujian sidangnya terlunta-lunta tanpa kejelasan, bagi yang harus bayar SPP lagi karena telat tamat di akhir semesteran, bagi yang kerja prakteknya dibatalkan akibat keterlambatan, bagi yang penelitiannya tertunda karena minimnya hewan percobaan, buat yang nggak bisa ikut wisudaan, buat yang listriknya (nyaris) diputus karena telat bayar tunggakan, buat yang punya blog tapi per hari cuma dapat 5-10 kunjungan, buat yang galau karena hal-hal yang sebetulnya tidak perlu digalaukan, dan bagi siapa saja, sadirilah….
SADARILAH BAHWA ALLAH SEDANG MENGHIBUR KITA, MAKANYA JANGAN BERSEDIH SAUDARA-SAUDARA. BACA DAN RENUNGKANLAH AYAT DI ATAS. BAHWA SEMUANYA SUDAH KETETAPAN. DAN KUALITAS KITA AKAN BERTAMBAH JIKA KITA MAMPU LULUS DARI UJIAN-NYA.
- ITalk Episode 2: Belajar di Negeri Kangguru dengan Beasiswa - April 20, 2021
- Solid Dispersions of Famotidine: Physicochemical Properties and In Vivo Comparative Study on the Inhibition of Hyperacidity - August 9, 2020
- Menjadi “orang kimia” itu… (Refleksi satu tahun penelitian kimia farmasi) - March 7, 2020
Al-Mandawiy
Benar2 menghibur…Alhamdulilahirabbil ‘alamin
yoriyuliandra
Komentar yang lumayan menghibur
Alhamdulillahirabbil’alamin…
Al-Mandawiy
😀
Lani
da, tulisan tentang QS Al Hadid: 22 tu reminds me of the novel i’ve ever read: rembulan tenggelam di wajahmu by tere liye. the main quote is: “everything happens for a reason”.
person who can find out ‘why’, he’d be the one who’s thankful.
great writing da, saluut
rangtalu
ini skenario dari Maha Besar
sandurezu
subhanallah da yori..
bener bgt
hendrik
benar2 menghibur hati