Cara praktis membuat sitasi dan daftar pustaka dengan Mendeley
Setelah mengamati dengan cukup lama, saya akhirnya berkesimpulan bahwa kegiatan tulis-menulis artikel ilmiah kebanyakan di antara kita (pelajar/mahasiswa dan bahkan juga dosennya) sepertinya masih dipenuhi oleh ritual manual. Nggak percaya? Ini contohnya:
- membuat daftar isi dengan cara manual, copy paste judul bab, sub bab, dan sub sub bab dari naskah dan masukin nomor halamannya secara manual (harus scroll down untuk lihat nomor halaman dan scroll up lagi untuk mengetikkan nomor halaman pada halaman daftar isi)
- membuat file untuk halaman kover tersendiri, halaman kata pengantar lain lagi filenya, trus bab I dan seterusnya juga dengan file tersendiri (tujuannya supaya pembuatan nomor halaman tidak terganggu akibat jenis nomor halaman yang harus dibedakan)
- membuat sitasi pada naskah secara manual, kemudian menyusun daftar pustaka secara manual juga (dengan resiko sitasi yang salah, tidak lengkap atau berlebih, atau daftar pustaka yang salah ketik, tidak lengkap, atau dengan format yang tidak seragam)
- atau bentuk ritual manual merepotkan lainnya
Menulis Daftar Pustaka dengan Bantuan Google Scholar
Sejujurnya, menyusun daftar pustaka dengan mengacu kepada style tertentu adalah cukup merepotkan, khususnya jika ditulis secara manual. Komponen-komponen dari suatu bibliografi harus disusun sedemikian rupa seperti nama author dan coauthor (nama belakang di tulis di depan atau di belakang, nama kedua “last name” yang disingkat, dll), tahun, judul, nama jurnal, nomor volume dan issue, halaman, dsb. Untungnya, ada aplikasi EndNote yang sangat membantu para penulis dalam menyelesaikan penulisan naskah ilmiah. Sayangnya, memasang dan menggunakan aplikasi ini juga tidak mudah dan jauh dari kata praktis. Thanks to Google, layanan Google Scholar ternyata dapat menjadi solusi untuk hal ini.
Secara umum bisa dikatakan bahwa hampir semua artikel dari jurnal ilmiah ada di dalam data base Google Scholar. Tidak 100 % sih, tapi hampir semua jurnal. Mengapa demikian? Jawabnya adalah karena terindeks pada Google Scholar adalah salah satu target utama bagi para penerbit jurnal, sebab Google Scholar sepertinya merupakan citation index database yang paling populer.
Read More»