Berlangganan eJournal DIKTI Gratis untuk Dosen
- At April 22, 2016
- By Yori Yuliandra
- In Blog, Research Things, Tips & Trick
3

Stop press….! Sebelum membaca lebih lanjut, kiranya perlu saya sampaikan bahwa informasi dalam tulisan ini barangkali tidak begitu penting jika Anda bukan:
- Dosen di Perguruan Tinggi (baik negeri maupun swasta),
- Memiliki NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional),
- Penulis dan peneliti, dan
- Ingin punya akun di beberapa journal database (ProQuest, CenGage, dll.)
Jika persyaratan di atas tidak terpenuhi, mungkin tulisan ini tidak relevan dan kurang menarik. Silakan baca tulisan lainnya, atau isi buku tamu aja, hehe… Sebaliknya, jika rincian di atas adalah Anda banget, maka informasi dalam tulisan ini sepertinya sangat penting. Kindly have a read…
Anyway, mungkin tidak banyak dosen yang tau bahwa sebenarnya DIKTI sudah berlangganan beberapa layanan jurnal ilmiah. Kalaupun tau, sepertinya juga tidak banyak yang sudah memanfaatkannya. Ya, DIKTI memang sudah lama berlangganan ejournal. Namun hal yang lebih pentingnya adalah bahwa layanan tersebut sebenarnya bisa dinikmati oleh dosen perguruan tinggi maupun swasta yang memiliki NIDN.
Cara berlangganan ejournal DIKTI:
#1 Mendaftar sebagai user pada ejournal
Kunjungi halaman registrasi (klik di sini) dan ketikkan nama perguruan tinggi Anda (pilih dari drop down menu yang muncul). Setelah itu masukkan nomor NIDN Anda dan klik “Cek”. Jika nomor yang Anda masukkan adalah valid, maka data nama beserta program studi Anda akan muncul beserta alamat email Anda yang sudah terdaftar di dalam database DIKTI. Jika email yang muncul adalah email Anda yang valid, maka langsung saja klik “Kirim User & Password” (Maksudnya username kali ya 🙂
#2 Username dan password dikirim via email
Cek inbox email yang Anda masukkan pada halaman registrasi sebelumnya. Anda akan menerima email dari Silitabmas yang berisi detail dari akun ejournal yang dimaksud, meliputi: ProQuest, Cengage, EBSCO, dan Unified Search Tool dari DIKTI.
Tak menunggu waktu lama, saya langsung login ke dalam setiap akun tersebut. Setelah dicoba, ternyata sangat membantu. Dibandingkan dengan metode klasik yang saya gunakan untuk browsing jurnal (via Googling ataupun Google Scholar), layanan ini jauh lebih baik. Ya iyalah, wong ini layanan berbayar kok. Miliaran rupiah sudah digelontorkan dari APBN untuk layanan ini, katanya begitu.
Another good news: SCOPUS Account
Siapa sih dosen yang nggak pernah dengar apa itu SCOPUS. Layanan citation index database ini sangat termasyhur di kalangan dosen: “terindeks SCOPUS”. Meskipun demikian, tidak banyak kalangan dosen yang tau bahwa SCOPUS merupakan tool yang sangat penting, khususnya bagi para peneliti. Ya wajar aja, gimana mau tau manfaatnya kalau login saja nggak bisa, nggak punya akun sih. Namun ada kabar gembira, yaitu bahwa DIKTI bersedia (atau “menyediakan”) untuk memberikan satu buah account untuk masing-masing perguruan tinggi yang berminat. One single account untuk digunakan bersama-sama oleh dosen dari perguruan tinggi tersebut.
Seperti apa sih pemanfaatan SCOPUS tersebut?
Saya belum cukup bekal untuk bisa menceritakannya, kan belum punya akun. Tapi, pemanfaatan minimal yang sering saya coba adalah fitur “Author Preview” (klik di sini untuk mencoba fitur ini). Ya, sekedar melihat sudah berapa buah artikel seorang author yang terindeks SCOPUS, atau juga sekaligus untuk melihat H-index (seperti gambar di atas). Soalnya fitur author preview ini bisa diakses tanpa login. Lainnya? Nothing. Naaah… dari acara sosialisasi* yang saya ikuti, ternyata fitur dari SCOPUS sangat banyak. Misalnya mau melihat reputasi seorang peneliti, tren penelitian pada suatu negara atau suatu perguruan tinggi, atau perkembangan penelitian pada suatu topik tertentu dari tahun ke tahun, dan masih banyak lagi. Informasi seperti ini sangat penting bagi peneliti, misalnya untuk menentukan arah penelitiannya. Berikut salah satu screenshot dari layanan SCOPUS yang saya ambil dari blog resminya.
Anggaran untuk ejournal beresiko semakin diperkecil
Kabarnya, anggaran belanja negara untuk berlangganan pada jurnal ini beresiko dipotong lagi oleh Bapak-Bapak kita di DPR. Alasannya adalah karena pemanfaatan yang tidak optimal oleh perguruan tinggi. Sepertinya tidak berlebihan, karena memang statistiknya menunjukkan bahwa pemanfaatan ejournal ini oleh dosen masih tergolong minim, baik untuk sekedar mengunjunginya, baca-baca, maupun mengunduhnya. Padahal gratis bagi mereka (normalnya, harga per artikel setidaknya 35 USD). Makanya, dosen diminta untuk memanfaatkan layanan ini dengan lebih baik dan massif, sehingga anggarannya pun berpotensi untuk menjadi lebih baik.
*tulisan ini adalah oleh-oleh dari acara “Sosialisasi Pemanfaatan Akses E-Journal dan SCOPUS” yang dilaksanakan pada 21 April 2016 di Padang. Materi presentasi dari kegiatan ini sangat bermanfaat, dan meliputi pemanfaatan basis data, reference manager (Mendeley), Infotrac, dan lainnya. please download here
.
- ITalk Episode 2: Belajar di Negeri Kangguru dengan Beasiswa - April 20, 2021
- Solid Dispersions of Famotidine: Physicochemical Properties and In Vivo Comparative Study on the Inhibition of Hyperacidity - August 9, 2020
- Menjadi “orang kimia” itu… (Refleksi satu tahun penelitian kimia farmasi) - March 7, 2020
Widya
Mohon info mengapa saya tidak dapat mendaftar user E jurnal di SIM Litabmas? dengan muncul tulisan maaf NIDN tidak ditemukan dalam perguruan tinggi yang anda pilih. Mksh
Yori Yuliandra
Sebaiknya langsung sampaikan saja pesan/email ke contact atau adminnya Bu
Deby Yuliansyah
Wajar kurang dimanfaatin. Situs2 jurnal nya kurang populer dan artikel ilmiahnya rata2 keluaran lama. Coba pemerintah langganan springer, atau yg sejenis dijamin pasti lebih banyak yg makai.