“Sorry, what did you just say?”
- At November 07, 2019
- By Yori Yuliandra
- In Australiana, Blog, Think English
- 35
Ini adalah pengalaman yang menjadi dasar bagi saya untuk berusaha memperbaiki pronunciation di dalam percakapan bahasa Inggris. Dari pengalaman ini, saya sadar bahwa English conversation skills yang saya miliki can be improved, atau lebih tepatnya need to be improved. Karenanya, sembari mempelajarinya, saya juga mau berbagi tentang aspek penting yang sering dilupakan di dalam pelafalan “pronunciation” bahasa Inggris, khususnya pola syllable stress. Tulisan ini juga akan dilengkapi dengan tips ringan yang aplikatif untuk tujuan tersebut, namun pada post terpisah ya (supaya tulisan ini tidak terlalu panjang dan pemirsah tidak bosan). Simak ya…
So, bahasan pada tulisan ini mencakup:
- Pengalaman yang menjadi latar belakang saya dalam memperbaiki pronunciation bahasa Inggris
- Perbedaan kelancaran dan ketepatan dalam percakapan
- Aspek penting dalam pronunciation: syllable stress
- Pola syllable stress yang bisa dipelajari
Ceritanya begini… Di masa-masa awal saya mulai berkomunikasi secara intens dengan native speaker, ada salah satu hal yang membuat saya merasa tidak nyaman. Tidak hanya membuat agak jengkel, hal tersebut juga berangsur-angsur menjatuhkan rasa percaya diri. Adalah pertanyaan “What did you just say?” yang sering mereka lemparkan ketika bercakap dengan saya. Kesimpulannya, kalimat yang saya sampaikan tidak cukup bisa dimengerti dengan baik oleh mereka.
Saat itu, saya merasa English conversation skills yang saya miliki sudah cukup bagus. Secara umum bisa dibilang lancar, jarang terbata-bata dan minim grammatical error. Asumsi personal ini sebenarnya juga didukung oleh pendapat teman-teman dan diperkuat oleh band score 8 untuk speaking pada test IELTS sebanyak dua kali berturut-turut (Alert: narsis terselubung detected). Namun, ternyata aplikasi percakapan in real life kadang tidak seiring sejalan dengan sertifikat hasil test.
Kelancaran dan Ketepatan: Beda!
Akhirnya saya tersadar bahwa kelancaran saja tidak cukup untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Ada aspek lain yang mungkin lebih penting untuk diperhatikan, yaitu ketepatan. To be more specific, ketepatan dalam hal pronunciation. Pelafalan yang tidak tepat akan membuat komunikasi menjadi tidak efektif dan menjadikan lawan bicara harus bertanya atau pura-pura mengerti. Hal ini tentunya tidak bagus bukan?
Saya punya contoh kata sederhana yang saya ucapkan dengan pelafalan yang tidak tepat. Waktu itu saya berbicara dengan seorang teman “Australian” tentang teknologi gorilla glass. Kata gorilla yang semestinya diucapkan dengan pronunciation ɡəˈrɪlə (penekanan pada suku kata ke dua) saya lafalkan secara tidak benar dengan ˈɡərɪlə karena ketidaktahuan. Sampai kemudian dia bertanya ulang hingga dua kali untuk mengkonfirmasi. Kesalahan sederhana bukan? Tapi fatal.
Saya meyakini bahwa “ketepatan” lebih penting untuk diprioritaskan dibandingkan dengan “kelancaran”, karena kelancaran is likely the matter of time. Kelancaran dapat diperoleh seiring praktek, namun ketepatan lebih membutuhkan usaha dan belajar.
Ketidaktepatan dalam pronunciation merupakan problem yang umum dihadapi oleh non-native speakers, khususnya pada periode awal mereka menggunakan English di dalam percakapan sehari-hari. Sayangnya masalah ini bisa bertahan lama jika tidak diantisipasi dengan mempelajari teknik pronunciation yang benar, diperparah dengan minimnya porsi waktu berbicara dengan native speakers atau dengan teman yang memiliki conversation skills yang baik.
Pronunciation & Penekanan Suku Kata
Jika di dalam bahasa Arab kita mengenal makhraj huruf dan mad (panjang pendeknya bacaan), maka di dalam bahasa Inggris terdapat pronunciation dan word stressing. Mungkin perbandingan ini tidak terlalu tepat, namun cukup untuk memberikan gambaran betapa pentingnya fungsi mereka. Kesalahan di dalam menggunakannya bisa menyebabkan salah arti dan miskomunikasi.
Ada beberapa hal yang penting dipelajari di dalam meningkatkan conversation skills. Namun, khusus untuk pronunciation, di dalam tulisan ini saya mengulas dua hal utama yang harus dipahami untuk tujuan tersebut.
1. Syllable (Pemenggalan Kata)
Di dalam bahasa Indonesia, syllable disebut dengan suku kata, yaitu satuan pengucapan terkecil. Pemenggalan syllable di dalam bahasa Inggris agak berbeda dengan bahasa Indonesia, sehingga tentu menyebabkan pelafalan yang berbeda. Selain itu dapat juga menghasilkan jumlah suku kata yang berbeda pula.
Untuk memahami aspek ini, berikut adalah beberapa contohnya:
- kata “representatif” dipenggal menjadi re-pre-sen-ta-tif, sedangkan di dalam versi bahasa inggrisnya, representative, dipenggal menjadi rep-re-sen-ta-tive
- “komersial” di dalam bahasa Indonesia dipenggal menjadi suku kata ko-mer-si-al (terdiri dari empat suku kata), sedangkan kata commercial di dalam bahasa Inggris dipenggal menjadi com-mer-cial (hanya tiga suku kata)
- kata cooperation dipenggal menjadi co-op-er-a-tion
- kata purchase dipenggal menjadi pur-chase, sedangkan kata league, life dan queue tidak ada pemenggalan karena hanya dibaca satu suku kata
Beberapa contoh di atas semestinya membuka pikiran kita bahwa aspek syllable di dalam bahasa Inggris perlu dipelajari. Hal ini karena style yang berbeda dengan suku kata di dalam bahasa Indonesia.
2. Syllable Stress (Penekanan Suku Kata)
Saya berasumsi bahwa banyak di antara kita yang tidak tahu bahwa setiap kata di dalam bahasa Inggris memiliki satu suku kata yang dilafalkan dengan intonasi lebih tinggi dibandingkan dengan suku kata lainnya pada kata tersebut.
Mengaplikasikan teori syllable stress di dalam percakapan adalah cara yang benar untuk mencegah bergabungnya dialek asli bawaan lahir di dalam bahasa Inggris. Anda pernah mendengar percakapan bahasa Inggris dengan logat India, Malaysia, atau Jawa kan? Then you got my point
Fitur syllable stress: Tidak sekedar intonasi
Stress (penekanan) merupakan fitur utama dari syllable stress dalam bahasa Inggris. Namun penekanan suku kata bukanlah satu-satunya fitur. Di dalam percakapan, syllable stress memiliki fitur lengkap sebagai berikut:
- LONGER: dibaca dengan durasi lebih lama
- LOUDER: volume suara lebih tinggi
- HIGHER pitch: nada lebih tinggi
- CLEARER: dibaca lebih jelas
- LARGER facial movement: menyebabkan ekspresi muka yang lebih lebar, terutama pada bibir dan rahang
Penanda syllable stress
Di dalam kamus (dan Google dictionary), syllable stress ditandai dengan tanda baca apostrof (tanda koma di atas). Sebagai contoh, kata gorilla (dipenggal menjadi go-ril-la) dilafalkan dengan intonasi tinggi pada suku kata kedua, sehingga di kamus tertulis ɡəˈrɪlə. Contoh lainnya, kata representative diberikan stress pada suku kata ketiga rɛprɪˈzɛntətɪv; dan kata purchase ditekan pada suku kata pertama ˈpəːtʃɪs. Melafalkan kata-kata ini dengan syllable stress yang tidak tepat tentu dapat membuat lawan bicara menjadi bingung, meskipun diucapkan dengan “makhroj” yang benar.
Anyway, selain dengan menggunakan tanda baca apostrof pada awal suku kata yang ditekan, huruf kapital juga sering dipakai sebagai penanda. Sebagai contoh, syllable stress beberapa kata di atas dapat ditunjukkan dengan penulisan berikut: goRILla, repreSENtative, dan PURchase. Teknik lain yang juga dijumpai adalah dengan menggunakan dot atau huruf O, dimana tanda tanda atau huruf O besar menandakan syllable stress. Contohnya, oOo gorilla, ooOoo representative, dan Oo purchase.
Selain dapat menyebabkan susah dimengerti (seperti pada kasus “gorilla” saya di atas), kesalahan pada penekanan suku kata juga dapat menyebabkan kesalahpahaman. Hal ini dapat terjadi misalnya pada kata-kata yang bermakna ganda. Contohnya pada kata present, object, digest, project, dsb. Kata present bisa bermakna mempersembahkan (kata kerja), hadiah (kata benda), dan bisa juga berarti hadir/ada (kata sifat) . Hal yang bisa membedakan maknanya saat di dalam percakapan adalah penekanan suku kata, dimana kata present yang bermakna kata benda dan kata sifat memiliki syllable stress pada suku kata pertama sedangkan kata kerja pada suku kata kedua.
Pola Syllable Stress
Beberapa contoh kata di atas menunjukkan bahwa syllable stress dapat berada pada suku kata pertama, kedua, ketiga, kedua dari akhir dan seterusnya. Kelihatannya rumit bukan? Memang, apalagi ketika baru mengenal dan mempelajari topik ini.
Untungnya, ada pola yang bisa dipelajari terkait dengan syllable stress. Misalnya kata benda dengan 2 suku kata biasanya memiliki syllable stress pada suku kata pertama. Pola yang lain misalnya pada kata yang berakhiran -tion, dimana syllable stress biasanya terdapat pada suku kata sebelum -tion tersebut (kedua dari terakhir). So, again, don’t worry just yet as there is pattern to follow.
1. Penekanan pada suku kata pertama dan kedua pada kata dengan dua suku kata
Pola umum syllable stress pada kelompok kata yang terdiri dari 2 suku kata adalah sebagaimana yang dapat disajikan pada tabel berikut. Hal ini hampir berlaku 100% (hanya ada sedikit sekali pengecualian).
Kriteria kata | Penekanan | Contoh kata |
Nouns (kata benda) dan Adjectives (kata sifat) | suku kata ke-1 | TAble, WINdow, PICture, PROduct, CLEver, SEquence, FUNny, LANguage |
Compound nouns (kata benda kombinasi) | suku kata ke-1 | SMARTphone, BACKyard, FOOTball, HANDwash, HEADset, TOOTHbrush |
Verbs (kata kerja) | suku kata ke-2 | conDUCT, hanDLE, apPLY, reDUCE,prePARE, deTECT, conSIST, deFINE |
2. Penekanan pada suku kata ketiga dari belakang
Kelompok kata ini ditekan pada suku kata ketiga dari belakang. Hal ini berlaku untuk kata berakhiran -cy, -fy, -gy, -phy, -ty, -al dan -ate sebagaimana tersaji pada tabel berikut.
Kriteria kata | Penekanan | Contoh kata |
Kata berakhiran -cy | Suku kata ketiga dari akhir | PREGnancy, deMOcracy, conSPIRacy, indePENdency |
Kata berakhiran -fy | Suku kata ketiga dari akhir | iDENtify, MAGnify, overSIMplify, aCIDify |
Kata berakhiran -gy | Suku kata ketiga dari akhir | biOLogy, PROdigy, meTALlurgy, counterSTRAtegy |
Kata berakhiran -phy | Suku kata ketiga dari akhir | bibliOgraphy, calLIgraphy, hyPERthrophy, enDOmorphy |
Kata berakhiran -ty | Suku kata ketiga dari akhir | aBILity, elasTIcity, uniVERsity, producTIVity |
Kata berakhiran -al | Suku kata ketiga dari akhir | CLASsical, bacTERial, systeMATical, psychoLOGical |
Kata berakhiran -ate | Suku kata ketiga dari akhir | agGLOmerate, ilLUMinate, underGRADuate, SATurate |
3. Penekanan pada suku kata kedua dari belakang
Kelompok kata ini ditekan pada suku kata kedua dari belakang. Berbeda dengan kelompok pertama, kategorisasi berlaku tanpa mempertimbangkan jenis kata (walaupun mayoritasnya adalah kata sifat dan kata benda), sebagaimana pada tabel berikut.
Kriteria kata | Penekanan | Contoh kata |
Kata berakhiran -ic | Suku kata kedua dari akhir | alLERgic, moZAic, linGUIStic, anaesTHEtic, hyDRAUlic, TOXic |
Kata berakhiran -sion | Suku kata kedua dari akhir | PENsion, conCLUsion, hyperTENsion, superVIsion, exTENsion, circumcision |
Kata berakhiran -tion | Suku kata kedua dari akhir | conGEStion, precipiTAtion, occuPAtion, formuLAtion, conSTRICtion, conSUMPtion |
4. Penekanan pada suku kata paling akhir
Kelompok kata ini ditekan pada suku kata paling belakang, biasanya berupa suffix, sebagaimana pada tabel berikut. Namun saya menemukan cukup banyak pengecualian untuk pola yang satu ini. However, still relevant to know.
Kriteria kata | Penekanan | Contoh kata |
Kata dengan suffix -ee | Suku kata terakhir | employEE, referEE, overSEE, nomiNEE |
Kata dengan suffix -eer | Suku kata terakhir | engiNEER, pioNEER, volunTEER, musketEER |
Kata dengan suffix -ese | Suku kata terakhir | japaNESE, vocalESE, noveLESE, journalESE |
Pola yang tersaji di dalam tulisan ini hanyalah pola umum yang paling dominan saja. Jika dikembangkan, pola ini bisa menjadi lebih banyak namun juga lebih rumit. Karenanya, menguasai pola pada tabel-tabel di atas merupakan bekal yang lumayan cukup dalam memperbaiki pronunciation bahasa Inggris.
Oh iya, perlu dingat bahwa selalu ada pengecualian untuk keseluruhan rule dan pola di atas. Jika ragu, please double check with dictionaries.
Mempraktekkan Syllable Stress
Setelah mengetahui teori dasar dan pola syllable stress, maka berikutnya adalah saatnya praktek. Berbeda dengan conversation, praktek pronunciation (khususnya syllable stress) tidak membutuhkan lawan bicara. Meskipun demikian, kemauan selalu menjadi modal utama.
Pada tulisan terpisah, saya akan berbagi tips bagaimana saya memanfaatkan komputer untuk dapat menikmati proses belajar pronunciation bahasa Inggris, khususnya syllable stress.
Disclaimer: Topik syllable stress pertama kali saya pelajari (dan kemudian tekuni) ketika mengikuti pelatihan bahasa sebelum berangkat studi lanjut ke luar negeri. Meskipun demikian, materi di dalam tulisan ini juga saya sarikan dari banyak sumber bacaan lainnya. Featured image credit pikisuperstar
- ITalk Episode 2: Belajar di Negeri Kangguru dengan Beasiswa - April 20, 2021
- Solid Dispersions of Famotidine: Physicochemical Properties and In Vivo Comparative Study on the Inhibition of Hyperacidity - August 9, 2020
- Menjadi “orang kimia” itu… (Refleksi satu tahun penelitian kimia farmasi) - March 7, 2020
Ami
Glad to find this post. I think syllable stress is often overlooked in speaking, because we often seeks fluency 😁. Btw Da, band score 8 for speaking is just wow! Did you do any special preparation before taking the test (apart from your great speaking skill since long time ago, I suppose?)
Yori Yuliandra
Nice to hear that. I didn’t even notice this kinda topic until last year. Anyway, such a band score is easily reachable for someone like you. Besides, you got a class now for IELTS. Thanks for stopping by
Ekvnus
buy lasuna pill – himcolin sale himcolin price
Konmku
order gabapentin pills – neurontin buy online buy generic azulfidine
Ctevpj
besivance cost – sildamax online order sildamax online buy
Wknfwx
celebrex 200mg cost – indocin 75mg without prescription indomethacin online order
Uwhrmh
buy mebeverine 135mg pills – order generic arcoxia 120mg where can i buy cilostazol
Evfdyv
order generic mestinon 60 mg – mestinon usa azathioprine online order
Ddieek
brand lioresal – purchase baclofen generic brand feldene
Dondbl
how to buy diclofenac – purchase voveran online buy cheap generic nimodipine
Ltvlvr
buy cyproheptadine 4 mg generic – buy tizanidine generic buy generic zanaflex
Jafhix
mobic buy online – order rizatriptan pills buy toradol generic
Hogzoc
order omnicef 300 mg online cheap – order generic omnicef 300 mg generic clindamycin
Iisyhi
artane pills – diclofenac gel online order purchase voltaren gel online
Ynyfbo
buy accutane 40mg online cheap – order dapsone 100mg pills deltasone over the counter
Afexqy
buy prednisone – deltasone buy online elimite without prescription
Tzyeyh
acticin without prescription – retin gel drug retin cream price
Rtjfzb
cost betnovate – order monobenzone online buy benoquin cream
Fyxmxx
purchase metronidazole online – order cenforce 50mg generic order cenforce 100mg online cheap
Ioalyu
brand augmentin 1000mg – buy generic levothyroxine buy levothyroxine
Yyveqm
losartan 50mg oral – buy cozaar 25mg sale buy cephalexin no prescription
Qvskgn
cleocin 150mg sale – buy clindamycin pills for sale cost indocin
Rohics
purchase eurax online cheap – mupirocin for sale order generic aczone
Eedlsy
buy generic provigil online – brand melatonin 3mg buy melatonin 3 mg
Ngoeqt
bupropion 150mg sale – buy cheap generic ayurslim buy generic shuddha guggulu
Znvpsa
order capecitabine 500 mg online – xeloda 500 mg without prescription order danazol 100 mg generic
Jvkvuz
buy progesterone without a prescription – ponstel drug fertomid pill
Qmauop
brand alendronate 70mg – where can i buy tamoxifen order provera 10mg online cheap
Lvlobp
norethindrone 5 mg pills – aygestin 5mg ca order yasmin pill
Ptevtx
purchase estrace without prescription – ginette 35 oral buy anastrozole online
Wkcchy
dostinex over the counter – alesse sale brand alesse
Segfhv
プレドニン処方 – г‚ўгѓўг‚г‚·гѓ« гЃЉгЃ™гЃ™г‚Ѓ г‚ўг‚ёг‚№гѓгѓћг‚¤г‚·гѓі гЃЉгЃ™гЃ™г‚Ѓ
Knekqh
バイアグラ жµ·е¤–йЂљиІ© – г‚їгѓЂгѓ©гѓ•г‚Јгѓ«йЂљиІ© г‚·г‚ўгѓЄг‚№ гЃЉгЃ™гЃ™г‚Ѓ
Ydbgyo
гѓ—гѓ¬гѓ‰гѓ‹гѓігЃ®иіје…Ґ – гѓ—гѓ¬гѓ‰гѓ‹гѓі гЃ®иіје…Ґ г‚¤г‚Ѕгѓ€гѓ¬гѓЃгѓЋг‚¤гѓійЊ 40 mg еј·гЃ•
Tfcfbm
eriacta crew – zenegra online pure forzest velvet