Menjadi “orang kimia” itu… (Refleksi satu tahun penelitian kimia farmasi)
- At March 07, 2020
- By Yori Yuliandra
- In Australiana, Blog, Story of Mine
4
Akhirnya saya berhasil mencemplungkan diri ke dalam dunia kimia dan melaksanakan penelitian di bidang kimia farmasi, sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Meskipun enjoy dengan mata pelajaran Kimia dan memperoleh nilai NEM yang terbilang sangat tinggi sewaktu SMA, trennya seolah berbalik saat saya kuliah di program Sarjana Farmasi. Saat kuliah, saya hampir selalu tidak memuaskan dengan mata kuliah yang mengandung kata “kimia”. ‘Ala qadarullah, takdir membawa saya ke jalan yang tidak cukup saya antisipasi, yaitu melakukan penelitian S3 di bidang kimia farmasi (PhD in Medicinal Chemistry). In short, setahun sudah saya melakukan penelitian dalam bidang kimia farmasi ini, menjadi “orang kimia” dan berkutat dengan pekerjaan seputar reaksi kimia lengkap dengan pernak-perniknya.
Berikut pengalamannya saya tuliskan sebagai gambaran detail aktivitas riset dalam bidang kimia farmasi, khususnya drug discovery. Warning, terdapat banyak gambar di dalam post ini. But don’t worry, semuanya punya rating G đŸ˜‰
Read More»“Sorry, what did you just say?”
- At November 07, 2019
- By Yori Yuliandra
- In Australiana, Blog, Think English
2
Ini adalah pengalaman yang menjadi dasar bagi saya untuk berusaha memperbaiki pronunciation di dalam percakapan bahasa Inggris. Dari pengalaman ini, saya sadar bahwa English conversation skills yang saya miliki can be improved, atau lebih tepatnya need to be improved. Karenanya, sembari mempelajarinya, saya juga mau berbagi tentang aspek penting yang sering dilupakan di dalam pelafalan “pronunciation” bahasa Inggris, khususnya pola syllable stress. Tulisan ini juga akan dilengkapi dengan tips ringan yang aplikatif untuk tujuan tersebut, namun pada post terpisah ya (supaya tulisan ini tidak terlalu panjang dan pemirsah tidak bosan). Simak ya…
So, bahasan pada tulisan ini mencakup:
Read More»Ramadan Nights Festival at Lakemba
- At June 03, 2019
- By Yori Yuliandra
- In Australiana, Blog
0
Sewaktu saya pertama kali sampai di Sydney dan masih tinggal sementara di asrama kampus, saya dikasih tau oleh seorang sahabat bahwa setiap bulan puasa selalu ada Ramadan Food Festival di daerah Lakemba, salah satu daerah suburban di pinggiran kota Sydney. Dan hal tersebut terasa menjadi salah satu lobi penguat dari beliau supaya saya memilih tinggal di daerah tersebut. Saat itu, yang terlintas di benak saya adalah semacam pasar jajanan untuk berbuka puasa, atau yang lebih dikenal dengan istilah “pasar pabukoan” di daerah Padang. Faktanya, setelah saya tinggal di daerah ini dan mengamati sendiri, its way too different. Memang benar-benar seperti festival, tidak sekedar jualan makanan sederhana pelepas dahaga dan lapar di sekitar waktu berbuka, namun berlangsung hingga jam 2-3 pagi di sepanjang Haldon Street selama bulan Ramadhan.
Festival? Really…?
Ada beberapa hal yang mungkin membuat even ini disebut dengan festival. Yang pertama adalah banyak jenis makanan yang tersedia dan dapat dibeli di sepanjang jalan ini. Jika boleh hiperbolis sedikit, saya akan menyebutnya festival makanan internasional, atau setidaknya internasional kawasan muslim. Olahan makanan dari berbagai negara di Timur Tengah bisa dijumpai di sini dengan variasi yang sangat banyak dan mayoritasnya tidak saya ingat namanya. Tak ketinggalan, ada soto kambing dan martabak juga. Menu soto kambing ini diberi nama “soto kambing”. Artinya, ada penjual dari Indonesia yang juga berpartisipasi đŸ™‚
Salah satu hal yang membuat saya takjub adalah bagaimana pemerintah lokal menjadikan even ini sebagai tourist attraction yang serius dan terbilang sangat efektif. Hal ini terlihat dari betapa meriahnya acara festival ini, dan betapa pemerintah mengatur segala hal untuk kelancaran acara ini seperti penutupan jalan, rekayasa rute transportasi publik, penambahan toilet umum, dsb. Acara ini memang masuk ke dalam daftar kegiatan resmi pemerintah dan informasi lengkapnya sangat mudah didapati secara online, termasuk dari website-website official. Mereka memang betul-betul membuat bahwa Ramadan bukan saja untuk umat Islam, but Ramadan is for everyone in here. Mereka tidak sungkan untuk membuat statement berikut terkait even ini:
Read More»Semakin dekat di negeri yang terpaut semakin jauh: Bahasa Arab
- At May 24, 2019
- By Yori Yuliandra
- In About Yori, Australiana, Blog
4
Akhir-akhir ini intensitas saya dengan bahasa arab bisa dibilang cukup tinggi. Mungkin tertinggi dalam sejarah hidup saya, at least so far. Bukan hanya intensitas dengan Al Quran yang memang biasanya relatif lebih tinggi di bulan Ramadhan, tapi menyimak dan mendengarkan orang berbicara dengan menggunakan bahasa surga tersebut menjadi santapan harian saya di sini. Aneh bukan? Tinggal di “negara barat” tapi akrab dengan bahasa arab. Itulah yang saya rasakan setelah beberapa bulan hidup di Australia, sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya.
Masjid: Sumber inspirasi
Perasaan saya terhadap bahasa arab terasa semakin menggelora setelah beberapa kali menunaikan shalat Jumat di masjid yang hanya berjarak sekitar 180 m dari kediaman saya. Tidak setiap pekan memang, karena mayoritas Jumat saya lalui di kampus, dimana khutbah Jumat-nya disampaikan dalam bahasa Inggris. Namun, jumat ketiga di Ramadhan ini membuat saya membuka kembali harapan lama yang sempat saya ukir ketika masih berseragam abu-abu putih sekitar 17 tahun yang lalu: mampu berbahasa Arab.
Read More»