Menjadi “orang kimia” itu… (Refleksi satu tahun penelitian kimia farmasi)
- At March 07, 2020
- By Yori Yuliandra
- In Australiana, Blog, Story of Mine
- 42
Akhirnya saya berhasil mencemplungkan diri ke dalam dunia kimia dan melaksanakan penelitian di bidang kimia farmasi, sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Meskipun enjoy dengan mata pelajaran Kimia dan memperoleh nilai NEM yang terbilang sangat tinggi sewaktu SMA, trennya seolah berbalik saat saya kuliah di program Sarjana Farmasi. Saat kuliah, saya hampir selalu tidak memuaskan dengan mata kuliah yang mengandung kata “kimia”. ‘Ala qadarullah, takdir membawa saya ke jalan yang tidak cukup saya antisipasi, yaitu melakukan penelitian S3 di bidang kimia farmasi (PhD in Medicinal Chemistry). In short, setahun sudah saya melakukan penelitian dalam bidang kimia farmasi ini, menjadi “orang kimia” dan berkutat dengan pekerjaan seputar reaksi kimia lengkap dengan pernak-perniknya.
Berikut pengalamannya saya tuliskan sebagai gambaran detail aktivitas riset dalam bidang kimia farmasi, khususnya drug discovery. Warning, terdapat banyak gambar di dalam post ini. But don’t worry, semuanya punya rating G đŸ˜‰
Read More»“Sorry, what did you just say?”
- At November 07, 2019
- By Yori Yuliandra
- In Australiana, Blog, Think English
- 35
Ini adalah pengalaman yang menjadi dasar bagi saya untuk berusaha memperbaiki pronunciation di dalam percakapan bahasa Inggris. Dari pengalaman ini, saya sadar bahwa English conversation skills yang saya miliki can be improved, atau lebih tepatnya need to be improved. Karenanya, sembari mempelajarinya, saya juga mau berbagi tentang aspek penting yang sering dilupakan di dalam pelafalan “pronunciation” bahasa Inggris, khususnya pola syllable stress. Tulisan ini juga akan dilengkapi dengan tips ringan yang aplikatif untuk tujuan tersebut, namun pada post terpisah ya (supaya tulisan ini tidak terlalu panjang dan pemirsah tidak bosan). Simak ya…
So, bahasan pada tulisan ini mencakup:
Read More»Black Panther and intergalactic to shock predatory journals
- At July 31, 2019
- By Yori Yuliandra
- In Blog, Research Things
- 38
Tidak tidak… saya tidak sedang membahas film ataupun pengalaman menontonnya. Saya sedang membahas betapa nyelenehnya sebuah artikel ilmiah yang diterbitkan oleh jurnal yang dicurigai predator.
Ceritanya begini… Salah satu topik berita yang saya langgan dari Google adalah “academic publisher” (disamping topik lain seperti antibiotic resistance, hypertension, diabetes, marvel, ataupun national football team of Indonesia đŸ™‚ Beberapa bulan yang lalu, saya disuguhi salah satu konten yang menarik dari topik-topik ini. Menarik karena konten berita tersebut terkait dengan 2 hal yang menjadi interest saya: 1) predatory publisher, dan 2) Hollywood movies. Namun, dua topik yang berbeda ini terdapat pada satu konten berita. Jika Anda pernah menonton perang bintang antar galaksi “Star Wars” dan juga suka dengan sekuel The Avengers seperti “Black Panther”, maka tulisan ini mungkin menarik untuk Anda baca hingga selesai.
Read More»Menggunakan layanan proofreading online berbayar
- At July 11, 2019
- By Yori Yuliandra
- In Blog, Research Things
- 41
Pengalaman saya dalam menggunakan layanan proofreading online berbayar untuk pertama kalinya cukup berkesan positif. To begin with, waktu itu kami sedang mempersiapkan sebuah naskah artikel ilmiah untuk dapat diterbitkan di jurnal yang cukup bereputasi (Q1). Ternyata, salah satu item pada submission check list-nya terdapat persyaratan tentang proofreading. Jurnal yang diterbitkan oleh Springer ini mengharuskan naskah yang diserahkan sudah melalui proses proofreading oleh pihak yang berkompeten.
Did you have the manuscript checked by a native English speaker who is familiar with the topic of the paper?*
*item pertama pada submission checklist
Awalnya, kami cukup yakin dengan akun Grammarly premium yang saya miliki untuk mengatasi permasalahan tata bahasa pada naskah. However, karena memang dipersyaratkan dengan sangat spesifik bahwa harus diperiksa oleh seorang proofreader, maka kami putuskan untuk mencari layanan yang sesuai secara online. Agak kebingungan memang karena yang diminta bukan saja English speaker, tapi juga mereka yang harus familiar dengan topik di bidang sains farmasi. Namun setelah googling dan riset sederhana dengan sedikit analisis komparatif (termasuk perbandingan harga), akhirnya kami memutuskan untuk memanfaatkan jasa Cambridge Proofreading.
Read More»Mau lulus beasiswa? Begini tips dan persiapannya
- At June 30, 2019
- By Yori Yuliandra
- In Blog, Scholarship, Think Student
- 36
Punya niat untuk melanjutkan studi ke luar negeri dan lulus beasiswa? Entah itu tahun esok atau beberapa tahun lagi setelah wisuda, selalu ada yang bisa dipersiapkan dari sekarang. Regardless of different types of the scholarships, persiapan untuk lulus beasiswa secara umum adalah sama saja dan semestinya dilakukan dalam waktu yang tidak instan. Saya lebih suka menyebutnya sebagai “persiapan jangka panjang”.
Namun, sebelum mempersiapkan diri dan menyusun strategi untuk seleksi beasiswa, ada beberapa sikap dan pandangan keliru yang perlu diluruskan. Saya menyebutnya sebagai prinsip yang penting untuk diperhatikan
Disclaimer: Tips dan pandangan berikut ini saya tuliskan berdasarkan pengalaman beberapa kali melamar beasiswa yang berbeda untuk studi S2 dan S3 di luar negeri. Meskipun tulisan ini adalah perspektif personal, saya yakin sebagian besarnya adalah relevan untuk para pemburu beasiswa. Dan saya juga yakin bahwa tulisan ini adalah worth reading insyaallah…
Read More»Ditolak itu rasanya…
- At June 13, 2019
- By Yori Yuliandra
- In Blog, Research Things, Story of Mine
- 37
Rasanya penelitian yang kami kerjakan waktu itu bukan kelas ecek-ecek, dan juga dengan dukungan dana yang jauh dari kata murah. Trus, bahasa Inggris yang kami gunakan di dalam menyiapkan naskah publikasinya juga close to very good lah… Tapi, ternyata ditolak berkali-kali oleh beberapa penerbit jurnal yang kami lamar. Walaupun di dalam email notifikasi penolakannya sering terdapat disclaimer “our decision doesn’t necessarily represents the quality of your work“, tapi tetap saja, it hurts. Sakit, tapi nggak berdarah đŸ˜‰
Begitulah pengalaman pertama kalinya naskah yang saya ajukan ditolak oleh penerbit jurnal. Pengalaman di tahun 2018 ini menjadi salah satu cerita yang rasanya layak saya kenang dan catatkan dalam sejarah hidup. Ini adalah tentang determinasi dan kegigihan dalam mencapai target, tidak mudah menyerah ataupun sekonyong-konyong mencari jalan pintas. Ia juga mungkin tentang bagaimana kita harus tetap mengutamakan proses ketimbang hasil. Dan tak kalah penting, tentang kesabaran.
Read More»Ramadan Nights Festival at Lakemba
- At June 03, 2019
- By Yori Yuliandra
- In Australiana, Blog
- 32
Sewaktu saya pertama kali sampai di Sydney dan masih tinggal sementara di asrama kampus, saya dikasih tau oleh seorang sahabat bahwa setiap bulan puasa selalu ada Ramadan Food Festival di daerah Lakemba, salah satu daerah suburban di pinggiran kota Sydney. Dan hal tersebut terasa menjadi salah satu lobi penguat dari beliau supaya saya memilih tinggal di daerah tersebut. Saat itu, yang terlintas di benak saya adalah semacam pasar jajanan untuk berbuka puasa, atau yang lebih dikenal dengan istilah “pasar pabukoan” di daerah Padang. Faktanya, setelah saya tinggal di daerah ini dan mengamati sendiri, its way too different. Memang benar-benar seperti festival, tidak sekedar jualan makanan sederhana pelepas dahaga dan lapar di sekitar waktu berbuka, namun berlangsung hingga jam 2-3 pagi di sepanjang Haldon Street selama bulan Ramadhan.
Festival? Really…?
Ada beberapa hal yang mungkin membuat even ini disebut dengan festival. Yang pertama adalah banyak jenis makanan yang tersedia dan dapat dibeli di sepanjang jalan ini. Jika boleh hiperbolis sedikit, saya akan menyebutnya festival makanan internasional, atau setidaknya internasional kawasan muslim. Olahan makanan dari berbagai negara di Timur Tengah bisa dijumpai di sini dengan variasi yang sangat banyak dan mayoritasnya tidak saya ingat namanya. Tak ketinggalan, ada soto kambing dan martabak juga. Menu soto kambing ini diberi nama “soto kambing”. Artinya, ada penjual dari Indonesia yang juga berpartisipasi đŸ™‚
Salah satu hal yang membuat saya takjub adalah bagaimana pemerintah lokal menjadikan even ini sebagai tourist attraction yang serius dan terbilang sangat efektif. Hal ini terlihat dari betapa meriahnya acara festival ini, dan betapa pemerintah mengatur segala hal untuk kelancaran acara ini seperti penutupan jalan, rekayasa rute transportasi publik, penambahan toilet umum, dsb. Acara ini memang masuk ke dalam daftar kegiatan resmi pemerintah dan informasi lengkapnya sangat mudah didapati secara online, termasuk dari website-website official. Mereka memang betul-betul membuat bahwa Ramadan bukan saja untuk umat Islam, but Ramadan is for everyone in here. Mereka tidak sungkan untuk membuat statement berikut terkait even ini:
Read More»