Menulis Daftar Pustaka dengan Bantuan Google Scholar
Sejujurnya, menyusun daftar pustaka dengan mengacu kepada style tertentu adalah cukup merepotkan, khususnya jika ditulis secara manual. Komponen-komponen dari suatu bibliografi harus disusun sedemikian rupa seperti nama author dan coauthor (nama belakang di tulis di depan atau di belakang, nama kedua “last name” yang disingkat, dll), tahun, judul, nama jurnal, nomor volume dan issue, halaman, dsb. Untungnya, ada aplikasi EndNote yang sangat membantu para penulis dalam menyelesaikan penulisan naskah ilmiah. Sayangnya, memasang dan menggunakan aplikasi ini juga tidak mudah dan jauh dari kata praktis. Thanks to Google, layanan Google Scholar ternyata dapat menjadi solusi untuk hal ini.
Secara umum bisa dikatakan bahwa hampir semua artikel dari jurnal ilmiah ada di dalam data base Google Scholar. Tidak 100 % sih, tapi hampir semua jurnal. Mengapa demikian? Jawabnya adalah karena terindeks pada Google Scholar adalah salah satu target utama bagi para penerbit jurnal, sebab Google Scholar sepertinya merupakan citation index database yang paling populer.
Read More»The Alex Effect
Di dalam dunia medis, khususnya terkait dengan bedah dan operasi, pasien akan diberikan obat anestesi (obat bius) sebelum prosedur pembedahan bisa dilaksanakan. Meskipun pasiennya dilukai, dibedah, bahkan organ tubuhnya diobok-obok, si pasien tidak akan merasakan sakit karena proses penghantaran rasa sakitnya sudah dihambat oleh obat, sehingga pusat nyeri di otak tidak diaktifkan oleh rangsangan nyeri.
Sebagaimana halnya obat secara umum, obat anestesi juga mempunyai durasi kerja tertentu. Artinya, ketika masa kerja obat berangsur habis, maka efeknya juga berangsur hilang. Dengan demikian, untuk proses pembedahan yang memakan waktu yang lama, misalnya 5 jam atau bahkan seharian, maka pemberian obat anestesi juga harus diulang (atau diberikan secara kontiniu) selama jangka waktu tertentu untuk memastikan bahwa efek biusnya masih tetap berlangsung sampai proses operasinya selesai.
Apa jadinya jika selama prosedur pembedahan, obat bius yang diberikan ternyata tidak memberikan efek karena salah dalam teknik pemberian obat??? Dan sang “tukang bedah” merasa sudah menyuntikkan obatnya dengan baik, padahal sebenarnya tidak??? Dan kemudian dengan santainya sang tukang bedah mengobok-obok bagian tubuh pasien yang tidak terbius sempurna. Sang pasien bisa saja terbangun dari tidur terbiusnya atau bisa saja mati akibat rasa sakit yang sangat hebat. Itulah yang terjadi pada salah seorang pasien kami, eh maksudnya salah satu pasien kami. Untungnya, pasien ini bukanlah manusia, melainkan tikus percobaan *tapi kan sama-sama bernilai satu nyawa 🙁
Dan, dengan
Read More»Statistik oh statistik…
Beberapa waktu belakangan saya berasa seolah-olah berganti identitas menjadi orang statistik saja, dan nyaris lupa kalau saya adalah stakeholder farmasi. Hmm… Bergaul dengan statistik sebenarnya bukan barang baru, tapi menjadi sesuatu begete belakangan ini, karena intensitasnya, atau kuantitasnya, atau barangkali chemistry-nya #eaa.
Satu hal yang sepertinya perlu saya tulis di sini adalah rasa terima kasih dan apresiasi yang besar terhadap nama-nama berikut:
- kepada “Bapak Statistik” Sir Ronald A. Fisher, terima kasih atas anova-nya Sir. Saya pake yang 2 arah sama 3 arah. Btw, cucu statistiknya mana?
- kepada para pakar post-Hoc: Duncan, Dunnet, Tukey, Bonferroni dkk, ternyata post hoc itu ribet-ribet tanggung ya. Meskipun bapak-bapak sekalian berbeda-beda, tapi harus tetap akur ya, jangan saling menyalahkan. Btw, kok mayoritas orang-orang di sini pakai Duncan’s MRT ya?
- kepada Yth William Seali Gosset atas
Standard Deviasi atau Standard Error?
- At July 05, 2012
- By Yori Yuliandra
- In Blog, Research Things, Think Student
91
Pertanyaan ini mungkin sering menjadi keraguan dalam pengolahan dan penyajian data hasil penelitian, yaitu perihal standar mana yang lebih tepat digunakan untuk menyatakan penyimpangan data: standard deviasi (simpangan baku) atau standard error (kesalahan baku). Kita mungkin akan menemukan penggunaan standar deviasi (SD) maupun standar error (SEM “lengkapnya Standard Error of Mean”) pada artikel-artikel ilmiah semisal jurnal penelitian. Tidak hanya sekedar keraguan, perihal ini juga sering menjadi perdebatan. Namun, sebelum menjatuhkan pilihan, mari kita lihat siapa mereka sebenarnya dan untuk apa mereka ada.
Contoh Kasus
Mari berimajinasi dan bayangkan bahwa kita mempunyai puluhan ekor kelinci percobaan dan kita akan mengambil 15 ekor di antaranya. Hal yang akan kita lakukan terhadap 15 ekor kelinci ini adalah mengukur panjang telinga mereka masing-masing (Kelincinya nggak diapa-apain kok. Nggak digorok, nggak dipukul, dan nggak disuntik macem-macem. So everyone’s happy). Dari hasil pengukuran diperoleh data sebagai berikut:
Read More»“Terima kasih siswa SD yang nakal”
Beberapa hari belakangan, saya disibukkan dengan kegiatan mencari sampel tumbuhan untuk kebutuhan penelitian. Mengitari pelosok kota Padang clingak-clinguk ke bagian semak belukar pinggir jalan dan kadang motor jadi masuk lobang hanya untuk menemukan suatu tumbuhan. Kadang perjalanan saya juga melalui daerah pedalaman dan sering berakhir di jalan buntu dan harus segera balik kanan. Saking sudah nyaris frustasinya, saya bahkan berprasangka bahwa jangan-jangan tumbuhan ini sekarang sudah di ambang kepunahan, misalnya karena sudah ada racun yang sangat efektif untuk memberantasnya. Tumbuhan apakah itu??? Ia adalah tumbuhan tali putri (Cassytha filiformis L.).
Dahulu, ketika masih SD, saya masih ingat bahwa tumbuhan ini sangat mudah ditemui di sepanjang perjalanan menuju ke sekolah. Kadang di pinggir jalan, kadang di tanaman pagar, atau kadang meliliti bunga dan tanaman hias milik warga. Tumbuhan ini dapat dengan mudah menyebar dan memparasiti tanaman lain hanya dengan memindahkannya ke tanaman tersebut. Bahkan beberapa teman SD saya dulu yang cukup nakal dengan sengaja memindahkan parasit ini ke atas tanaman pagar dan bunga yang ditanam di pinggir jalan. Dan, tunggu hingga 3 atau 4 hari berikutnya, parasit ini sudah melilit dengan indah *bahagianya*. Kadang saya juga ikut menyebarkannya ke bunga tetangga, tapi saya nggak nakal kok, cuma ikut-ikutan… suerr… 🙂
Sebenarnya, pemaparan tentang tumbuhan parasit ini sudah
Read More»