I’tikaf di Masjid Raya Jabal Rahmah Semen Padang
- At July 05, 2016
- By Yori Yuliandra
- In About Yori, Blog, Singgahlah Sejenak
- 35
Ya, Ramadhan 1437 H sudah berlalu. Harapan terbesar yang patut kita panjatkan adalah semoga Ramadhan tahun ini membuahkan nilai-nilai taqwa, amal yang diterima, dan yang tidak kalah penting adalah harapan semoga dapat dipertemukan dengan ramadhan tahun berikutnya. Allahumma amin.
Bagi anda yang belum pernah ber-i’tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadhan, barangkali anda perlu bertekad lebih kuat untuk bisa mengikutinya pada kesempatan berikutnya. Apalagi bagi yang masih relatif muda atau belum berkeluarga. Saya sudah bersentuhan dengan yang namanya i’tikaf ini sejak masih di bangku SMA (and that’s around 13 years ago) kiranya perlu menyampaikan bahwa kesempatan untuk beri’tkaf ini jauh lebih besar, lebih mudah, atau lebih lapang pada saat masih muda belia atau juga usia kuliahan dibandingkan dengan ketika sudah punya tanggungan. Meskipun demikian, pengamatan saya di lapangan tetap menemukan cukup banyak suami istri yang ikut beri’tikaf bahkan dengan mengikutkan anak-anak mereka. Tidak berlebihan memang, karena fadhilah beri’tikaf di sepuluh malam terakhir bulan ramadhan adalah amat sangat besar.
Read More»Lalat dan Ketidakberdayaan Kita
Photo credit to yoriyuliandra © 2010Ketika melihat lalat, atau diganggu oleh lalat (eh, ada ya?), apa yang anda pikirkan? Mungkin kebanyakan di antara kita akan berusaha dengan keras untuk menjawab pertanyaan setengah serius tersebut, pun saya. Apa ya jawaban yang dikehendaki oleh pertanyaan seperti itu? Hmm… kalau saya, mungkin nggak kepikiran apa-apa, atau nggak spesial-spesial kali lah yang saya pikirkan, tidak muluk-muluk selain berusaha mengusir hewan yang menjijikkan tersebut. Tapi itu dulu. Sekarang saya dibuat teringat suatu hal yang bermakna ketika melihat serangga tersebut.
Adalah ayat yang ke-73 dari Al Qur’an surat Al-Hajj yang membuat saya
Read More»Doa Dies Natalis
Beberapa waktu belakangan saya lumayan sering diminta untuk membacakan doa dalam beberapa kesempatan. Tidak ada yang spesial juga sih, karena pada dasarnya saya (dan kita) biasa berdoa setiap hari setiap waktu. Hanya saja, membaca doa di dalam acara resmi tentu sedikit banyaknya berbeda dengan doa yang biasa kita bawakan dalam kehidupan sehari-hari.
Anyway, beberapa respon yang bervariasi saya terima setelah membacakan doa tersebut. Kalau boleh dibilang, semuanya bernada positif. Di antara banyak tanggapan tersebut, yang paling menarik (dan yang paling banyak juga) adalah respon berikut ini:
Read More»Saya sibuk, anda sibuk, nyamuk pun sibuk
Beberapa abad belakangan, saya sering mendapat pertanyaan “lagi sibuk nggak? tolongin dong…”, atau “nggak sedang sibuk kan?”, dan pertanyaan sejenis dengan redaksional dan bahasa yang ribuan jenisnya. Hmm… Di dalam kamus perbendaharaan kalimat saya, pertanyaan ini saya kategorikan sebagai pertanyaan sulit; sama sulitnya dengan pertanyaan kapan menikah *hahah… melenceng* Memang sulit, atau setidaknya sulit menurut versi “sulit” yang tidak sulit saya pahami.
Berbicara tentang sibuk, saya ingin sekali menekankan bahwa pada dasarnya kita selalu sibuk. Ya, saya, termasuk anda. Selalu ada sesuatu yang kita lakukan di setiap waktu. Kehidupan kita tidak pernah keluar dari dimensi waktu, terserah apapun yang sedang kita kerjakan. Entah itu tidur, atau belajar, atau melamun sekalipun, kita sibuk. Sibuknya adalah sibuk tidur, sibuk belajar, atau sibuk melamun. Kerjaannya maen game terus? Apakah dia juga sibuk? Tentu saja, sibuk dengan game dan permainannya.
Masing-masing kita diberi bekal waktu yang persis sama tanpa diskriminasi. Orang baik, orang shaleh, koruptor, tukang besi, bankir, dokter, apoteker, tukang tambal ban, dan siapa saja diberikan
Read More»Kalau layak, mengapa menolak?
Adzan Zuhur baru saja selesai berkumandang saat saya bersama beberapa orang kolega sampai di rumah makan kenamaan di daerah Padang Panjang tersebut. Setelah turun dari mobil, kami langsung masuk dan segera membooking tempat di pojok yang sepertinya asri sekali. Mejanya cukup untuk kami berempat, ditambah lagi dengan pemandangan sekumpulan ikan di dalam kolam persis di bawah lesehan tempat kami duduk.
Karena memang sudah waktunya untuk shalat, kami memutuskan untuk shalat terlebih dahulu sebelum menikmati santap siang. Musholla yang sederhana, kecil dan bersih, seperti kebanyakan musholla di rumah makan ternama lainnya, menjadi lengkap dengan airnya yang sejuk.
Selesai berwudhu, langsung saja kulangkahkan kaki ini ke dalam musholla. Hmm… kosong, tidak ada orang. Mungkin karena azan baru saja selesai dikumandangkan di masjid sekitar. Terlintas pikiran untuk memulai saja sholat Zuhur sendirian, syukurnya, bisikan ini segera terkikis dan tidak sempat singgah dalam waktu yang cukup untuk
Read More»