Daftar Jurnal Terakreditasi Bidang Farmasi (Updated 2019)
Pertumbuhan jurnal ilmiah di Indonesia terbilang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jurnal Indonesia yang terindeks oleh DOAJ (Directory of Open Access Journals). Saat ini, setiap perguruan tinggi berlomba-lomba untuk mengelola jurnal ilmiah. Dalam rangka peningkatan kualitas terbitan ilmiah berkala, DIKTI juga memberlakukan akreditasi terhadap terbitan ilmiah tersebut dengan pemeringkatan yang disebut SINTA (Science and Technology Index). Khusus untuk bidang farmasi, jumlah jurnal yang sudah terakreditasi terus bertambah.
Berikut adalah daftar jurnal ilmiah nasional yang sudah terakreditasi SINTA:
Read More»Kemandirian bahan baku obat: kapan?
Ketahanan bangsa dalam bidang kesehatan sangat ditopang oleh kemampuannya dalam memproduksi sendiri obat-obatan. Anyway, kita di Indonesia saat ini memiliki sekitar 200 industri farmasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Awalnya saya kira jumlah itu lumayan cukup, atau setidaknya kurang-kurang dikit lah. Namun saya mendadak kaget ketika dikasih tau bahwa India memiliki 100.000 industri farmasi, sedangkah China punya tiga kali lipat: 300.000 industri farmasi. Saatnya bilang wow…
Tahukah anda bahwa 95% dari komponen obat yang diproduksi di Indonesia adalah berasal dari impor?
Setidaknya informasi di atas adalah beberapa hal yang saya peroleh pada sidang hari pertama acara Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional XI yang dilaksanakan oleh
Read More»Obat dan "kewarasan otak"
Namanya Dextral, eh maksud saya, merknya Dextral. Ia adalah obat batuk dengan kandungan beberapa buat obat di dalam satu kaplet. Salah satunya adalah klorfeniramin maleat a.k.a. CTM, itu tuh yang dikenal bikin ngantuk. Meskipun kadar CTM-nya hanya 1 mg, ternyata tetap bikin otak nggak melek. Ternyata eh ternyata, saya lupa bahwa ada satu komponen obat lagi di dalamnya yang bikin otak makin nggak waras: dekstrometorfan. Dan saya, lengkap dengan keahlian farmasi yang saya miliki, merasa menjadi orang yang sangat bodoh pada hari itu karena minum obat ini kemudian mengendarai mobil ke
Read More»Statistik fisiologis dalam satu menit
Dalam satu menit yang anda gunakan untuk membaca tulisan ini, maka suatu proses fisiologis yang sangat kompleks sedang terjadi dalam diri anda. Hmm… supaya kondisi anda identik dengan kondisi yang menjadi sampel dalam pengambilan data-data fisiologis berikut (sesuai gambar), maka kita anggap anda membaca tulisan ini dalam keadaan berdiri, dan tulisan ini anda baca melalui komputer tablet 😉
Read More»The Alex Effect
Di dalam dunia medis, khususnya terkait dengan bedah dan operasi, pasien akan diberikan obat anestesi (obat bius) sebelum prosedur pembedahan bisa dilaksanakan. Meskipun pasiennya dilukai, dibedah, bahkan organ tubuhnya diobok-obok, si pasien tidak akan merasakan sakit karena proses penghantaran rasa sakitnya sudah dihambat oleh obat, sehingga pusat nyeri di otak tidak diaktifkan oleh rangsangan nyeri.
Sebagaimana halnya obat secara umum, obat anestesi juga mempunyai durasi kerja tertentu. Artinya, ketika masa kerja obat berangsur habis, maka efeknya juga berangsur hilang. Dengan demikian, untuk proses pembedahan yang memakan waktu yang lama, misalnya 5 jam atau bahkan seharian, maka pemberian obat anestesi juga harus diulang (atau diberikan secara kontiniu) selama jangka waktu tertentu untuk memastikan bahwa efek biusnya masih tetap berlangsung sampai proses operasinya selesai.
Apa jadinya jika selama prosedur pembedahan, obat bius yang diberikan ternyata tidak memberikan efek karena salah dalam teknik pemberian obat??? Dan sang “tukang bedah” merasa sudah menyuntikkan obatnya dengan baik, padahal sebenarnya tidak??? Dan kemudian dengan santainya sang tukang bedah mengobok-obok bagian tubuh pasien yang tidak terbius sempurna. Sang pasien bisa saja terbangun dari tidur terbiusnya atau bisa saja mati akibat rasa sakit yang sangat hebat. Itulah yang terjadi pada salah seorang pasien kami, eh maksudnya salah satu pasien kami. Untungnya, pasien ini bukanlah manusia, melainkan tikus percobaan *tapi kan sama-sama bernilai satu nyawa 🙁
Dan, dengan
Read More»