Sekilas tentang Bahasa: Efisiensi dan Basa-basi
- At July 23, 2018
- By Yori Yuliandra
- In Blog, Nyastra dikit, Think English, Think Social
48
Meskipun bukan merupakan seorang stakeholder bahasa, saya sangat suka mengamati segala hal tentang bahasa. Terlebih lagi bahasa tulis, yang katanya memang memiliki karakteristik berbeda dan persyaratan yang lebih banyak dibandingkan dengan bahasa verbal. Tidak sekedar bahasa tulis dalam produk produk ilmiah, mata saya juga cenderung memaksa otak untuk menganalisis tulisan tulisan non ilmiah yang saya temui di dalam perjalanan. Bak seorang pengamat, rasanya sangat jarang tulisan tulisan tersebut dibiarkan berlalu saja oleh kincir-kincir di kepala saya. Tidak sampai selalu mengomentarinya secara lisan memang, tapi setidaknya saya akan bergumam, dan kemudian berbicara di dalam hati bahwa ada sesuatu yang menarik, salah, kurang tepat, atau menggelitik dari tulisan yang saya baca.
Sampai kemudian saya mendeklarasikan bahwa saya adalah stakeholder bahasa. Bukan karena merasa pintar berbahasa, tapi karena memang setiap kita tidak pernah lepas dari bahasa. Dan bagi saya, bahasa adalah salah satu kunci utama dalam ilmu pengetahuan.
Anyway, tentang bahasa kita tercinta, bahasa Indonesia, saya sering membandingbandingkannya dengan bahasa lain. Dengan
Read More»Kita dan HIV/AIDS: Seberapa Dekat?
Dalam salah satu video yang diunggah di YouTube beberapa hari yang lalu, ada berita bagus dari dunia penelitian terkait dengan pengobatan HIV/AIDS. Singkatnya, kita semakin dekat dengan penemuan obat yang bisa digunakan untuk mencegah penularan dan menyembuhkan AIDS. Setiap tahun selalu ada kemajuan dan perkembangan dalam upaya ini. Kita tentunya sangat bergembira dengan perkembangan tersebut dan berharap kemajuan ini hendaknya semakin pesat dan signifikan.
Pengobatan/penemuan obat v.s. pencegahan penularan
Di balik upaya yang besar di dalam penemuan pengobatan HIV/AIDS, kita sering lupa bahwa mencegah penularannya mungkin jauh lebih krusial dan lebih possible dibandingkan dengan pengobatannya. Data menunjukkan bahwa kecepatan penularan HIV dan kecepatan daya bunuhnya jauh melampaui kecepatan perkembangan pengobatannya.
Read More»Inovasi Masyarakat Peternak Kambing (IMPAK)
- At July 17, 2016
- By Yori Yuliandra
- In Blog, Indonesiana, Think Social
51
Selain melakukan kegiatan di dalam aspek pendidikan dan penelitian, masyarakat kampus (terutama dosen) juga dituntut untuk melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat. Kalau dilihat dalam perspektif tugas dan tanggung jawab, melakukan kegiatan pengabdian terhadap masyarakat bisa disebut “wajib fardhu ‘ain” bagi dosen. Sebagai insan akademik, mereka juga harus memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat terkait dengan keilmuannya. Ketiga aspek itulah yang disebut dengan tri dharma perguruan tinggi.
Ulasan di dalam tulisan ini (plus juga videonya) adalah tentang salah satu usulan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh tim dari Universitas Andalas. Saya sendiri sebenarnya
Read More»Polemik vaksin: Jangan lagi berpolemik!
“Allah SWT menyuruh kita mengobati penyakit, bukan mencegahnya”.
Itulah salah satu potongan kalimat yang pernah disampaikan kepada saya sebagai alasan diharamkannya (atau supaya lebih halus, tidak dibolehkannya) vaksin. Ya, betul sekali bahwa vaksin adalah untuk mencegah penyakit, bukan untuk mengobatinya. Bahkan proses pencegahan tersebut justru dengan cara memasukkan “penyakit”‘ itu sendiri. Beberapa alasan lain juga sering kita dengar. Misalnya terkait dengan bukti ilmiah tentang efektivitas vaksin yang minim; atau hasil penelitian vaksin yang dianggap palsu, atau dampak negatif dari vaksin, dan lain sebagainya. Beberapa kekhawatiran yang memicu penolakan vaksin tersebut terjawab dengan baik melalui komik berikut.
Read More»Begini cara mengukur kadar narsis Anda
- At October 12, 2015
- By Yori Yuliandra
- In Blog, Think Social
10
Saya pernah menulis tentang narsis beberapa tahun yang lalu ketika istilah ini mendadak populer di dalam pergaulan, khususnya kaum muda. Memang, narsis mungkin tidak memiliki definisi eksplisit yang pasti dan juga tidak ada konsekuensi logis ketika seseorang memiliki sikap narsis, atau ketika seseorang menuduh atau dituduh sebagai pribadi yang narsis. Namun beberapa waktu yang lalu saya agak kaget ketika “narsis” ternyata dibawa ke area saintifik. Tidak hanya itu, suatu jurnal ilmiah sudah berhasil menyingkap bagaimana cara mengukur kadar ke-narsis-an seseorang, dan hasil pengukurannya sangat akurat.
Tapi perlu diingat bahwa definisi narsis di dalam penelitian ini disampaikan dengan cukup jelas:
Read More»Ujian Hidup
Read More»Kau nyaris terpaku melihat kubangan tebal yang sudah melekat hebat pada sepeda motor kesayangan.
Dengan setengah menangis kau tersadar bahwa ia tidak pernah lagi kau mandikan hampir dua bulan belakangan.
Penuh penyesalan dan perasaan tak karuan, akhirnya ia pun kau persiapkan ke pemandian.
Dua ember besar berlimpah air kau angkat dengan badan yang bahkan belum sarapan.
Dengan mengucap bismillah, ia pun mulai kau siram dan bersihkan dengan penuh perasaan.
Kadang tanganmu pun terluka akibat goresan ketika membersihkan bagian motor yang agak tajam.
Setengah tidak percaya, ternyata kau menghabiskan nyaris satu jam.
Sampai akhirnya kau menyelesaikannya dan dengan bahagia kau lihat ia yang sudah mengkilap hebat.
I was #anakrohis and I’m proud #CintaRohis
Kontan saja saya menjadi ekspresif dan membludak menanggapi fitnah keji dari salah satu stasiun TV nasional. Sangat murahan, setidaknya bagi saya dengan segala pengetahuan dan pengalaman yang saya punya. Masak iya anak baik seperti saya dibilang pernah dibina di tempat teroris. Ngawur aja…
Agak spontan juga, akhirnya saya berkicau di
Read More»