Standard Deviasi atau Standard Error?
- At July 05, 2012
- By Yori Yuliandra
- In Blog, Research Things, Think Student
91
Pertanyaan ini mungkin sering menjadi keraguan dalam pengolahan dan penyajian data hasil penelitian, yaitu perihal standar mana yang lebih tepat digunakan untuk menyatakan penyimpangan data: standard deviasi (simpangan baku) atau standard error (kesalahan baku). Kita mungkin akan menemukan penggunaan standar deviasi (SD) maupun standar error (SEM “lengkapnya Standard Error of Mean”) pada artikel-artikel ilmiah semisal jurnal penelitian. Tidak hanya sekedar keraguan, perihal ini juga sering menjadi perdebatan. Namun, sebelum menjatuhkan pilihan, mari kita lihat siapa mereka sebenarnya dan untuk apa mereka ada.
Contoh Kasus
Mari berimajinasi dan bayangkan bahwa kita mempunyai puluhan ekor kelinci percobaan dan kita akan mengambil 15 ekor di antaranya. Hal yang akan kita lakukan terhadap 15 ekor kelinci ini adalah mengukur panjang telinga mereka masing-masing (Kelincinya nggak diapa-apain kok. Nggak digorok, nggak dipukul, dan nggak disuntik macem-macem. So everyone’s happy). Dari hasil pengukuran diperoleh data sebagai berikut:
Read More»Perhitungan dosis ekstrak untuk hewan percobaan
- At June 02, 2012
- By Yori Yuliandra
- In Blog, Think Pharmacy, Think Student, Tips & Trick
91
Bagaimana cara saudara menghitung dosis ekstrak dan membuat sediaannya untuk pemberian oral dengan dosis 20 mg/kg? Berapa konsentrasi larutan ekstrak yang saudara buat? Berapa volume yang saudara berikan jika berat hewannya adalah 265 gram?*
*Pertanyaan dari salah seorang Dosen Penguji dalam suatu seminar penelitian mahasiswa
Topik tentang pembuatan sediaan merupakan bahasan yang sangat penting sebelum melakukan pengujian bioaktivitas terhadap hewan percobaan, misalnya bagi mahasiswa farmasi (khususnya pada bidang ilmu farmakologi yang nyaris selalu bermain-main dengan hewan percobaan). Saya sudah mengobok-obok Om Eyang Google ternyata tidak ada hasil pencarian yang menunjukkan cara lengkap tentang bagaimana perhitungan dosis obat atau ekstrak untuk diberikan kepada hewan percobaan, khususnya dalam skala penelitian dimana hewan yang digunakan biasanya berjumlah banyak dan zat uji pada umumnya diberikan secara berulang, misalnya setiap hari selama 2 minggu.
Panduan berikut ini sangat relevan bagi mahasiswa/peneliti di bidang farmasi yang melakukan eksperimen dengan hewan percobaan. Eksperimen yang dimaksud adalah berupa pemberian suatu bahan (misalnya obat atau ekstrak tanaman) kepada tikus melalui rute oral, intraperitoneal ataupun rute lainnya dengan pemberian berulang (misalnya selama 7 hari)

Zat yang biasa diberikan kepada hewan percobaan dapat berupa bahan dari tanaman (ekstrak, air rebusan, dll) atau berupa obat untuk tujuan tertentu. Biasanya, bahan-bahan ini tidak bisa diberikan begitu saja melainkan harus diformulasi terlebih dahulu dengan beberapa ketentuan dan pertimbangan. Ada banyak sekali pertimbangan dalam hal pemberian obat/ekstrak kepada hewan percobaan, misalnya tentang rute pemberian, jenis sediaan, jenis bahan pembantu yang digunakan, besaran dosis yang digunakan, dan lain sebagainya. Tulisan ini hanya membahas perhitungan dosisnya saja.
Read More»“Terima kasih siswa SD yang nakal”
Beberapa hari belakangan, saya disibukkan dengan kegiatan mencari sampel tumbuhan untuk kebutuhan penelitian. Mengitari pelosok kota Padang clingak-clinguk ke bagian semak belukar pinggir jalan dan kadang motor jadi masuk lobang hanya untuk menemukan suatu tumbuhan. Kadang perjalanan saya juga melalui daerah pedalaman dan sering berakhir di jalan buntu dan harus segera balik kanan. Saking sudah nyaris frustasinya, saya bahkan berprasangka bahwa jangan-jangan tumbuhan ini sekarang sudah di ambang kepunahan, misalnya karena sudah ada racun yang sangat efektif untuk memberantasnya. Tumbuhan apakah itu??? Ia adalah tumbuhan tali putri (Cassytha filiformis L.).
Dahulu, ketika masih SD, saya masih ingat bahwa tumbuhan ini sangat mudah ditemui di sepanjang perjalanan menuju ke sekolah. Kadang di pinggir jalan, kadang di tanaman pagar, atau kadang meliliti bunga dan tanaman hias milik warga. Tumbuhan ini dapat dengan mudah menyebar dan memparasiti tanaman lain hanya dengan memindahkannya ke tanaman tersebut. Bahkan beberapa teman SD saya dulu yang cukup nakal dengan sengaja memindahkan parasit ini ke atas tanaman pagar dan bunga yang ditanam di pinggir jalan. Dan, tunggu hingga 3 atau 4 hari berikutnya, parasit ini sudah melilit dengan indah *bahagianya*. Kadang saya juga ikut menyebarkannya ke bunga tetangga, tapi saya nggak nakal kok, cuma ikut-ikutan… suerr… 🙂
Sebenarnya, pemaparan tentang tumbuhan parasit ini sudah
Read More»"Mengapa Allah menciptakan tikus?"
Ini adalah salah satu pertanyaan protes saya sewaktu masih kecil, dan mungkin juga pertanyaan sebagian besar di antara kita: mengapa Allah menciptakan tikus, kutu, nyamuk, dan berbagai ciptaan lainnya yang mungkin secara sederhananya kita tidak mengira ada suatu manfaat yang dapat kita ambil. Sampai akhirnya saya menyadari bahwa betapa banyak orang yang tidak dapat menggapai gelar sarjana mereka seandainya tidak ada tikus, termasuk saya. Khusus untuk tikus, saya menggunakannya dalam penelitian sebagai hewan percobaan dalam penelitian tugas akhir.
Tikus sebagai hewan percobaan

Salah satu hewan yang sangat berkesan dalam dunia obat-obatan adalah tikus percobaan. Perlu anda ketahui bahwa setiap obat yang digunakan dalam dunia kesehatan hari ini pastilah pernah melalui masa pengujian preklinik, yaitu pengujian pada hewan percobaan. Bahkan untuk subjek penelitian obat tertentu, para peneliti tidak akan mau menggunakan manusia percobaan. Misalnya penelitian dalam subjek teratologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kerusakan dan kelainan yang terjadi pada janin selama masa kehamilan. Tidak akan ada ibu hamil yang bersedia menjadi objek penelitian dan mempertaruhkan keselamatan dan kesehatan janin yang ada di dalam kandungannya. Jadi untuk subjek penelitian seperti ini, manusia sangat bergantung pada hewan percobaan, karena seperti hewan percobaan ini bersedia dan ikhlas-ikhlas aja… *Ups… iya apa iya ❓
Read More»Akibat ciptaan sendiri
- At May 02, 2011
- By Yori Yuliandra
- In Story of Mine, Think Student
43
* a souvenir from International Symposium on Disaster Mitigation 2011 (ISDM2011).
Ada satu hal menarik yang bisa saya simpulkan dari acara simposium international mitigasi bencana 2011, yaitu bahwa
Manusia akan lebih cenderung menjadi korban bencana akibat ciptaannya dibandingkan oleh bencana itu sendiri.
Kejadian bencana seperti gempa dan tsunami merupakan faktor yang tidak dapat dimodifikasi oleh manusia. Ia adalah gejala alam yang terjadi sebagai manifestasi dari hukum alam itu sendiri. Karenanya, jika mau disalahkan, maka kejadian gempa dan tsunami tidak akan pernah bisa disalahkan. Oleh karena itu untuk meminimalisir dampak dari suatu bencana diperlukan adanya konsep mitigasi bencana, yaitu semua usaha yang dapat mengurangi dampak dari suatu kejadian bencana yang dapat dilakukan sebelum terjadinya bencana, saat terjadinya bencana, dan setelah terjadinya bencana <– Ini teorinya 🙂
Kembali ke judul, bahwa
Read More»Ngeblog bareng PEC: "Is studying English difficult…?"
- At March 12, 2011
- By Yori Yuliandra
- In Think English, Think Student
20
*difficulties in learning English…
English was a subject I didn’t really like when I was in senior high school, perhaps for a few reasons. And frankly speaking, I sometimes blamed the teachers, the books, and many others justification. Eventhough I could reach 8 or 9 in the student assessment report, I just didn’t welcome the English lesson a lot. I didn’t really enjoy the class and I couldn’t understand why I didn’t. But now, after being graduated from university, I can figure out a few things why I didn’t love English.
We don’t love English because we don’t completely understand why we should be familiar with English. We were just told that English is important and is the international language, but we didn’t definitely get it.
I finally got this point when I faced conditions below.
Read More»I studied pharmacy, a subject that was definitely unfamiliar with me *that time… Thus, I tried to pay full attention in the class, make 100% attendance, joined the practice class, but I just couldn’t catch the lesson. Then finally, I had the last solution –> the text books… But, unfortunately,