Step by Step: How to Upgrade OJS
- At March 16, 2017
- By Yori Yuliandra
- In About Yori, Blog, Think Computer, Tips & Trick
- 43
Pertanyaan tentang cara Upgrade OJS (Open Journal System) tidak muncul mendadak begitu saja bagi saya. Semuanya diawali sejak beberapa tahun terakhir, dimana saya sering berurusan dengan jurnal dan publikasi ilmiah. Pada awalnya hanya sebagai pembaca, namun kemudian mulai berangsur-angsur naik kelas menjadi tukang translate, penulis, corresponding author, proofreader, reviewer internal, menjadi sekretaris penyunting, sampai kemudian ikut menginisiasi suatu jurnal ilmiah yang digawangi oleh ikatan profesi yang saya ikuti. Dengan beberapa pengalaman berharga ini pula lah saya akhirnya berkenalan dengan OJS (Open Journal System) yang merupakan platform atau perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola suatu jurnal ilmiah secara online.
Salah satu kendala yang pernah saya hadapi dalam menangani OJS ini adalah ketika akan mengupgrade software ini ke versi terbaru yang dirilis oleh PKP yang merupakan developernya. Beberapa website OJS yang sedang saya kelola secara serentak mendapatkan notifikasi yang sama, yaitu bahwa platform jurnal online ini mesti diupgrade ke versi terbaru. Notifikasi ini akan muncul pada halalaman “Site Administration”
Read More»Cara praktis membuat sitasi dan daftar pustaka dengan Mendeley
Setelah mengamati dengan cukup lama, saya akhirnya berkesimpulan bahwa kegiatan tulis-menulis artikel ilmiah kebanyakan di antara kita (pelajar/mahasiswa dan bahkan juga dosennya) sepertinya masih dipenuhi oleh ritual manual. Nggak percaya? Ini contohnya:
- membuat daftar isi dengan cara manual, copy paste judul bab, sub bab, dan sub sub bab dari naskah dan masukin nomor halamannya secara manual (harus scroll down untuk lihat nomor halaman dan scroll up lagi untuk mengetikkan nomor halaman pada halaman daftar isi)
- membuat file untuk halaman kover tersendiri, halaman kata pengantar lain lagi filenya, trus bab I dan seterusnya juga dengan file tersendiri (tujuannya supaya pembuatan nomor halaman tidak terganggu akibat jenis nomor halaman yang harus dibedakan)
- membuat sitasi pada naskah secara manual, kemudian menyusun daftar pustaka secara manual juga (dengan resiko sitasi yang salah, tidak lengkap atau berlebih, atau daftar pustaka yang salah ketik, tidak lengkap, atau dengan format yang tidak seragam)
- atau bentuk ritual manual merepotkan lainnya
Berlangganan eJournal DIKTI Gratis untuk Dosen
- At April 22, 2016
- By Yori Yuliandra
- In Blog, Research Things, Tips & Trick
- 39
Stop press….! Sebelum membaca lebih lanjut, kiranya perlu saya sampaikan bahwa informasi dalam tulisan ini barangkali tidak begitu penting jika Anda bukan:
- Dosen di Perguruan Tinggi (baik negeri maupun swasta),
- Memiliki NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional),
- Penulis dan peneliti, dan
- Ingin punya akun di beberapa journal database (ProQuest, CenGage, dll.)
Jika persyaratan di atas tidak terpenuhi, mungkin tulisan ini tidak relevan dan kurang menarik. Silakan baca tulisan lainnya, atau isi buku tamu aja, hehe… Sebaliknya, jika rincian di atas adalah Anda banget, maka informasi dalam tulisan ini sepertinya sangat penting. Kindly have a read…
Anyway, mungkin tidak banyak dosen yang tau bahwa sebenarnya DIKTI sudah berlangganan beberapa layanan jurnal ilmiah. Kalaupun tau, sepertinya juga tidak banyak yang sudah memanfaatkannya. Ya, DIKTI memang sudah lama
Read More»Menulis Daftar Pustaka dengan Bantuan Google Scholar
Sejujurnya, menyusun daftar pustaka dengan mengacu kepada style tertentu adalah cukup merepotkan, khususnya jika ditulis secara manual. Komponen-komponen dari suatu bibliografi harus disusun sedemikian rupa seperti nama author dan coauthor (nama belakang di tulis di depan atau di belakang, nama kedua “last name” yang disingkat, dll), tahun, judul, nama jurnal, nomor volume dan issue, halaman, dsb. Untungnya, ada aplikasi EndNote yang sangat membantu para penulis dalam menyelesaikan penulisan naskah ilmiah. Sayangnya, memasang dan menggunakan aplikasi ini juga tidak mudah dan jauh dari kata praktis. Thanks to Google, layanan Google Scholar ternyata dapat menjadi solusi untuk hal ini.
Secara umum bisa dikatakan bahwa hampir semua artikel dari jurnal ilmiah ada di dalam data base Google Scholar. Tidak 100 % sih, tapi hampir semua jurnal. Mengapa demikian? Jawabnya adalah karena terindeks pada Google Scholar adalah salah satu target utama bagi para penerbit jurnal, sebab Google Scholar sepertinya merupakan citation index database yang paling populer.
Read More»Perhitungan dosis ekstrak untuk hewan percobaan
Bagaimana cara saudara menghitung dosis ekstrak dan membuat sediaannya untuk pemberian oral dengan dosis 20 mg/kg? Berapa konsentrasi larutan ekstrak yang saudara buat? Berapa volume yang saudara berikan jika berat hewannya adalah 265 gram?*
*Pertanyaan dari salah seorang Dosen Penguji dalam suatu seminar penelitian mahasiswa
Topik tentang pembuatan sediaan merupakan bahasan yang sangat penting sebelum melakukan pengujian bioaktivitas terhadap hewan percobaan, misalnya bagi mahasiswa farmasi (khususnya pada bidang ilmu farmakologi yang nyaris selalu bermain-main dengan hewan percobaan). Saya sudah mengobok-obok Om Eyang Google ternyata tidak ada hasil pencarian yang menunjukkan cara lengkap tentang bagaimana perhitungan dosis obat atau ekstrak untuk diberikan kepada hewan percobaan, khususnya dalam skala penelitian dimana hewan yang digunakan biasanya berjumlah banyak dan zat uji pada umumnya diberikan secara berulang, misalnya setiap hari selama 2 minggu.
Panduan berikut ini sangat relevan bagi mahasiswa/peneliti di bidang farmasi yang melakukan eksperimen dengan hewan percobaan. Eksperimen yang dimaksud adalah berupa pemberian suatu bahan (misalnya obat atau ekstrak tanaman) kepada tikus melalui rute oral, intraperitoneal ataupun rute lainnya dengan pemberian berulang (misalnya selama 7 hari)
Zat yang biasa diberikan kepada hewan percobaan dapat berupa bahan dari tanaman (ekstrak, air rebusan, dll) atau berupa obat untuk tujuan tertentu. Biasanya, bahan-bahan ini tidak bisa diberikan begitu saja melainkan harus diformulasi terlebih dahulu dengan beberapa ketentuan dan pertimbangan. Ada banyak sekali pertimbangan dalam hal pemberian obat/ekstrak kepada hewan percobaan, misalnya tentang rute pemberian, jenis sediaan, jenis bahan pembantu yang digunakan, besaran dosis yang digunakan, dan lain sebagainya. Tulisan ini hanya membahas perhitungan dosisnya saja.
Read More»