Perhitungan dosis ekstrak untuk hewan percobaan
Bagaimana cara saudara menghitung dosis ekstrak dan membuat sediaannya untuk pemberian oral dengan dosis 20 mg/kg? Berapa konsentrasi larutan ekstrak yang saudara buat? Berapa volume yang saudara berikan jika berat hewannya adalah 265 gram?*
*Pertanyaan dari salah seorang Dosen Penguji dalam suatu seminar penelitian mahasiswa
Topik tentang pembuatan sediaan merupakan bahasan yang sangat penting sebelum melakukan pengujian bioaktivitas terhadap hewan percobaan, misalnya bagi mahasiswa farmasi (khususnya pada bidang ilmu farmakologi yang nyaris selalu bermain-main dengan hewan percobaan). Saya sudah mengobok-obok Om Eyang Google ternyata tidak ada hasil pencarian yang menunjukkan cara lengkap tentang bagaimana perhitungan dosis obat atau ekstrak untuk diberikan kepada hewan percobaan, khususnya dalam skala penelitian dimana hewan yang digunakan biasanya berjumlah banyak dan zat uji pada umumnya diberikan secara berulang, misalnya setiap hari selama 2 minggu.
Panduan berikut ini sangat relevan bagi mahasiswa/peneliti di bidang farmasi yang melakukan eksperimen dengan hewan percobaan. Eksperimen yang dimaksud adalah berupa pemberian suatu bahan (misalnya obat atau ekstrak tanaman) kepada tikus melalui rute oral, intraperitoneal ataupun rute lainnya dengan pemberian berulang (misalnya selama 7 hari)
Zat yang biasa diberikan kepada hewan percobaan dapat berupa bahan dari tanaman (ekstrak, air rebusan, dll) atau berupa obat untuk tujuan tertentu. Biasanya, bahan-bahan ini tidak bisa diberikan begitu saja melainkan harus diformulasi terlebih dahulu dengan beberapa ketentuan dan pertimbangan. Ada banyak sekali pertimbangan dalam hal pemberian obat/ekstrak kepada hewan percobaan, misalnya tentang rute pemberian, jenis sediaan, jenis bahan pembantu yang digunakan, besaran dosis yang digunakan, dan lain sebagainya. Tulisan ini hanya membahas perhitungan dosisnya saja.
Read More»"Mengapa Allah menciptakan tikus?"
Ini adalah salah satu pertanyaan protes saya sewaktu masih kecil, dan mungkin juga pertanyaan sebagian besar di antara kita: mengapa Allah menciptakan tikus, kutu, nyamuk, dan berbagai ciptaan lainnya yang mungkin secara sederhananya kita tidak mengira ada suatu manfaat yang dapat kita ambil. Sampai akhirnya saya menyadari bahwa betapa banyak orang yang tidak dapat menggapai gelar sarjana mereka seandainya tidak ada tikus, termasuk saya. Khusus untuk tikus, saya menggunakannya dalam penelitian sebagai hewan percobaan dalam penelitian tugas akhir.
Tikus sebagai hewan percobaan
Salah satu hewan yang sangat berkesan dalam dunia obat-obatan adalah tikus percobaan. Perlu anda ketahui bahwa setiap obat yang digunakan dalam dunia kesehatan hari ini pastilah pernah melalui masa pengujian preklinik, yaitu pengujian pada hewan percobaan. Bahkan untuk subjek penelitian obat tertentu, para peneliti tidak akan mau menggunakan manusia percobaan. Misalnya penelitian dalam subjek teratologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kerusakan dan kelainan yang terjadi pada janin selama masa kehamilan. Tidak akan ada ibu hamil yang bersedia menjadi objek penelitian dan mempertaruhkan keselamatan dan kesehatan janin yang ada di dalam kandungannya. Jadi untuk subjek penelitian seperti ini, manusia sangat bergantung pada hewan percobaan, karena seperti hewan percobaan ini bersedia dan ikhlas-ikhlas aja… *Ups… iya apa iya ❓
Read More»Pertanyaan favorit tentang obat
Minggu ini saya mulai lagi menjalankan aktivitas semesteran di salah satu kampus kesehatan di kota Padang. Ya, becoming a teacher, again… Sebenarnya udah berbilang tahun. Tiga tahun berinteraksi dengan mahasiswa kesehatan yang bukan mahasiswa farmasi tersebut membuat saya sangat ingin untuk merangkum beberapa hal yang sepertinya cukup menarik untuk diulas… Menarik karena hal-hal yang saya alami di sana mungkin sangat jarang terjadi ketika saya berinteraksi dengan mahasiswa farmasi. Dan saat ini, salah satu hal yang ingin saya tuliskan adalah seputar pertanyaan-pertanyaan dari mahasiswa, khususnya tentang farmasi, terkhusus lagi tentang farmakologi dan obat-obatan.
Sebenarnya, saya masuk di 2 jenis kelas yang berbeda. Kelas program A yaitu kelas reguler dimana mahasiswanya adalah mahasiswa yang belum bekerja (sebagaimana halnya mahasiswa biasa). Kelas program A ini biasanya terdiri dari 3-4 kelas. Sedangkan kelas program B (biasa disebut juga kelas weekend) adalah kelas non-reguler dimana mahasiswanya adalah para praktisi kesehatan (umumnya perawat tamatan D3) yang sudah bekerja di rumah sakit atau sarana kesehatan lain, bahkan ada yang sudah puluhan tahun bekerja, dan bahkan lagi ada yang usianya melebihi usia orang tua saya *gak enak kan dipanggil “Pak” sama orang yang seusia dengan ayah ibu kita… Selain itu, terkait dengan suasana kuliah, biasanya pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari kelas B adalah pertanyaan yang berkelas (baca: advanced) yang berasal dari persoalan kerja dan praktek mereka. Kadang saya tidak bisa menjawabnya, sehingga terpaksa jawabannya dijanjikan pada pertemuan berikutnya.
Read More»Contoh Soal Ujian Farmakologi
Berikut adalah contoh soal yang pernah dikeluarkan pada UTS dan UAS sebelumnya.
contoh soal 1, contoh soal 2, contoh soal 3, and contoh soal 4.
Klik masing-masing item di atas untuk mendownload contoh soal tersebut.